Sejumlah pedagang kecil mengalami penurunan pendapatan imbas pandemi Corona. Satu di antaranya yakni penjual lemang tapai di Bengkulu.
detikcom menemui salah satu pedagang Lemang Tapai bernama Mimu (78). Ia mengaku keuntungan berjualan lemang kian menipis sejak wabah Corona menyebar di Indonesia.
"Jual lemang sebatang untung seribu, kalau laku 4 batang sehari, dua hari saya dapat beras setengah liter," ujar Mimu di kawasan Sungai Rupat Kota Bengkulu, Minggu (12/4/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wanita yang hidup sebatang kara itu nekat berjualan Lemang Tapai ditengah pandemi Corona untuk kebutuhan sehari-harinya. Anak-anaknya telah berkeluarga dan ia enggan menjadi beban.
"Bukannyo saya ini membantah sama pemerintah, kito mendok (berdiam) di rumah, beras tidak ada, belum menderita Corona, mati kelaparan saya," ungkap Mimu.
Mimu merasa dagangnya sepi pembeli selama 3 minggu terakhir. Siswa sekolah yang biasanya sering jajan, kini tak lagi membeli dagangan Mimu.
Kondisi serupa juga dirasakan Rida (50). Ia menjual lemang tapai per batang seharga Rp 5.000. Gegara Corona, kini keuntungan hanya Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu sehari.
"Andai ada pilihan kerjaan lain, apapun dikerjakan. Tapi umur sudah tua," tutur Rida.
Pelanggan Rida biasanya wisatawan dari luar kota, terutama dari Jakarta. "Sekarang tidak ada lagi orang Jakarta datang," keluh nenek yang miliki 5 orang cucu itu.
Meski begitu, Rida dan Mimu mendapatkan bantuan sembako dari Pemprov Bengkulu berupa beras 10 kilogram.
"Terimo kasih pak Gubernur karena telah membantu kami, ini sangat bermanfaat untuk meyambung hidup kami ," ucap Rida.
Pemprov Bengkulu menyiapkan 200 ton beras yang akan disalurkan ke sejumlah kota dan Kabupaten. Penerima bantuan itu yakni masyarakat yang dinilai memiliki kerentanan karena dampak COVID-19.
(isa/isa)