Unicef Minta Ortu Ajari Anak Cuci Tangan-Pakai Masker untuk Cegah Corona

Unicef Minta Ortu Ajari Anak Cuci Tangan-Pakai Masker untuk Cegah Corona

Yulida Medistiara - detikNews
Sabtu, 11 Apr 2020 11:50 WIB
Hari Cuci Tangan Sedunia, Ini Langkah-langkah Mencuci Tangan yang Benar
Ilustrasi cuci tangan dengan air mengalir dan sabun untuk mencegah penularan COVID-19. (Frieda Isyana Putri/detikcom)
Jakarta -

United Nation Children's Fund (Unicef) meminta orang tua menjadi role model bagi anak agar anak mengikuti kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan memakai masker pada saat bepergian. Hal itu guna mencegah penularan COVID-19.

"Saya ingatkan untuk orang tua di rumah agar selalu menjadi role model bagi anak, karena anak-anak melakukan hal dengan mencontoh-meniru apa yang orang dewasa lakukan," kata Spesialis Komunikasi Perubahan Perilaku Unicef Rizky Ika Syafitri dalam konferensi pers yang disiarkan di saluran YouTube Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sabtu (11/4/2020).

"Jadi cuci tangan pakai sabun sesering mungkin, anak-anak akan melihat itu, cuci tangan pakai hand sanitizer saat keluar dari rumah, anak-anak akan mengikuti itu, atau kalau terpaksa ke luar rumah pakai masker, anak-anak akan melihat itu. Kalau bersin, pakai siku, anak-anak akan mencontoh itu," sambungnya.



Rizky menyebut Unicef menggelar survei terhadap anak-anak hingga remaja berusia 16-18 tahun sekitar 4.000 responden pada Februari sebelum pemerintah Indonesia mengumumkan kasus pertama. Hasilnya, 25 persen anak tidak mengetahui sama sekali tentang COVID-19. Selain itu, ada anak-anak yang mengetahui gejalanya tetapi tidak tahu pencegahannya, misalnya harus mencuci tangan memakai sabun.

"Mereka tahu tentang mencegahnya, cuci tangan, tapi tidak tahu cuci tangan dengan sabun. Temuan lainnya adalah tingkat kepercayaan ke pemerintah 70 persen cukup tinggi. Mereka percaya bahwa pemerintah bisa menangani ini. Kemudian temuan yang lain, sekitar 50-60 persen anak berpikir bahwa informasi (COVID-19) yang disampaikan pada bulan Februari waktu itu, untuk anak-anak belum cukup untuk membuat mereka bisa melindungi dirinya," ujarnya.

Rizky mengatakan Unicef kemudian mengembangkan chat robot yang menyediakan informasi yang dapat diakses masyarakat mengenai gejala COVID-19, cara pencegahannya, di mana RS rujukan. Selain itu, Unicef mengembangkan website covid19.go.id bekerja sama dengan pemerintah, seperti KSP, BNPB, Kominfo, Gugus Tugas percepatan penanganan COVID-19, dan BNPB dengan harapan masyarakat bisa mendapatkan informasi yang benar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak Pulang Karena Corona, Siswa-Siswi Ponpes Buat Video Klip Islami:

ADVERTISEMENT



Rizky mengatakan informasi hoax dapat mempengaruhi psikologi anak. Kemudian, pada Maret, Unicef kembali melakukan survei untuk melihat dampak sosialisasi COVID-19 kepada anak dan remaja. Pada survei itu indikator seperti imbauan di rumah saja ditambahkan. Hasilnya, sebagian anak masih bepergian.

"Di survei kedua ini kami tambahkan beberapa komponen, termasuk tentang pertanyaan menurut pengamatan mereka apakah orang-orang di sekitar mereka sudah menjaga jarak 1 meter. Sayangnya, mereka menjawab 60 persen belum menjaga jarak, sepertinya pesan menjaga jerak itu harus diperkuat," ujarnya.



"Kemudian kita juga bertanya apakah dalam 7 hari terakhir anak-anak ini ke luar rumah untuk keperluan selain beli makanan atau berobat dan 40 persen masih menjawab iya. Artinya, larangan tidak berkumpul, larangan tidak ke luar rumah, pesan-pesan itu perlu diperkuat," sambungnya.

Unicef dalam survei tersebut juga mempertanyakan pendapat anak-anak mengenai perasaan mereka ketika mendengar COVID-19 seperti apa. Sebanyak 34 persen ada yang merasa takut, 19 persen merasa penuh harapan.

Halaman 2 dari 2
(yld/dkp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads