Sungguh malang nasib Salman (22) dan Irfan (21). Dua perantau asal Desa Taramanu Tua, Kecamatan Tutar, Kabupaten Polewali Mandar, itu pulang kampung karena rindu, tapi ditolak warga setempat yang takut virus Corona.
Sudah hampir dua pekan kedua pemuda ini hidup terlunta-lunta lantaran harapan bisa melepas rindu bersama keluarga. Apa daya, mereka mendapat penolakan warga di kampung halaman.
"Padahal kami sudah menjalani serangkaian pemeriksaan kesehatan, bahkan selama perjalanan dari rantau menuju kampung, kami berulang kali mengikuti pemeriksaan suhu tubuh dan disemprot menggunakan cairan antiseptik," kata Irfan, Jumat (10/4/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati tidak bisa memastikan dirinya dalam kondisi sehat, baik Irfan maupun Salman mengaku siap menjalani proses karantina mandiri selama 14 hari untuk mencegah penularan virus Corona sesuai dengan aturan dari pemerintah.
"Kami siap dikarantina, bahkan sesampainya di kampung, keluarga telah menyiapkan pondok kecil di tengah kebun sebagai tempat kami untuk sementara waktu, namun warga masih takut, tidak sedikit di antaranya yang meminta keluarga mengusir kami untuk segera pergi dari kampung," ungkap Irfan lirih.
Warga di Polman Serahkan Villanya Untuk Karantina ODP Corona:
Lantaran merasa tidak nyaman dengan perlakuan warga, baik Salman maupun Irfan, yang sejak empat bulan belakang merantau di Batulicin, Kalimantan Selatan, akhirnya terpaksa angkat kaki dari kampung halaman.
Keduanya sempat bertahan hidup dengan menyewa kamar kos di Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Wonomulyo. Bak jatuh tertimpa tangga, warga setempat juga resah setelah mengetahui riwayat perjalanan kedua pemuda perantau itu. Warga mendesak keduanya mengemasi barang dan meninggalkan kamar kos yang telah disewanya.
Namun Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kecamatan Wonomulyo telah mengamankan kedua pemuda tersebut untuk menghindari terjadinya hal-hal tidak diinginkan. Keduanya kemudian diserahkan kepada pemerintah Kecamatan Tutar, dengan harapan dapat dipulangkan ke kampung halaman untuk menjalani masa karantina mandiri.
"Ini hanya kesalahpahaman, karena pengertian warga di sana, kalau dikatakan isolasi atau karantina, sudah diartikan kena wabah padahal tidak," ungkap Camat Tutar Muhammad Saleh kepada wartawan.
Muhammad Saleh berharap warga tidak panik dengan adanya wabah virus Corona, apalagi sampai melakukan tindakan yang dapat merugikan orang lain. "Pengertian masyarakat tentang virus Corona yang sangat kurang, nanti kami dari pihak pemerintah akan turun kembali ke lokasi untuk melakukan sosialisasi ke masyarakat, semoga hal seperti ini tidak terjadi lagi," pungkasnya.