Orang tanpa gejala (OTG) paling sulit diantisipasi dalam penyebaran virus Corona (COVID-19). OTG bagai pembunuh potensial yang mengancam, terutama, kaum renta. Waspadalah!
Peringatan terbaru ini disampaikan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Lerjen TNI Doni Monardo dalam keterangan tertulis, Kamis (9/4/2020).
Peringatan serupa pernah disampaikan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang mengingatkan pentingnya anak-anak muda membatasi diri dengan lebih sering berada di rumah untuk saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut ini peringatan pemerintah dan IDI soal OTG bak 'pembunuh potensial' ancam kaum renta:
Ketua Gugus Tugas
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Lerjen TNI Doni Monardo menyebut OTG sangat mengancam setiap orang yang berada di dekatnya.
Hal itu disampaikan Doni saat memberikan arahan kepada perwira tinggi (Pati) dan perwira menengah (Pamen) TNI yang tergabung dalam Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 bertempat di Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Selasa (7/4) malam.
"Salah satu penyebab cepatnya penularan COVID-19 yang paling susah diantisipasi adalah OTG. OTG merupakan orang yang sudah terinfeksi COVID-19 namun tidak menunjukkan gejala sakit. OTG ini bagaikan penyebar maut dan pembunuh potensial yang mengancam setiap orang yang kontak dengannya, terutama kelompok rentan. Oleh karena itu, harus dilakukan upaya guna menghentikan penyebaran penularan dengan selalu menjaga jarak aman antar orang dan cuci tangan dengan sabun secara disiplin," kata Doni dalam keterangan tertulisnya, Kamis (9/4/2020).
Doni mengatakan virus corona kini menjadi permasalahan di seluruh dunia. Solusi yang paling tepat adalah memutus rantai penyebaran COVID-19 dengan isolasi mandiri.
Dia meminta masyarakat turut andil dalam kegiatan isolasi mandiri. Diharapkan isolasi mandiri juga memisahkan diri dari kelompok yang rentan (usia lanjut).
Doni juga berharap unsur TNI menjadikan kampanye nasional terkait OTG yang berpotensi membahayakan kaum rentan. Dia meminta seluruh gugus tugas bekerja optimal.
"Unsur TNI diharapkan dapat menjadi bagian kampanye nasional untuk mengingatkan masyarakat yang berpotensi sebagai OTG dan membahayakan kaum rentan, memutus mata rantai penularan dan melindungi rakyat agar tidak tertular," katanya.
Jubir Pemerintah
Pemerintah mengatakan masyarakat yang terjangkit virus Corona tanpa mengalami gejala sebelumnya masih terus terjadi di masyarakat. Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona, Achmad Yurianto menjelaskan hal itu menjadi salah satu kasus yang harus diwaspadai masyarakat.
"Bahwa kita saat ini masih tetap mewaspadai adanya penularan yang terjadi di lingkungan masyarakat yang disebabkan adanya kasus positif tanpa keluhan yang berada di tengah-tengah kita," kata Yuri dalam konferensi pers di akun YouTube BNPB, Sabtu (4/4/2020).
Yuri menyatakan kasus seseorang terjangkit virus Corona tanpa gejala sebelumnya disebut dengan istilah orang tanpa gangguan (OTG). Lebih lanjut, dia menjelaskan orang yang terjangkit virus Corona tanpa mengalami gejala sebelumnya tersebut berpotensi tinggi menularkan virusnya kepada masyarakat tanpa disadari.
"Ini menjadi potensi tinggi terjadi penularan di tengah masyarakat, karena pada satu sisi orang tersebut tidak merasakan keluhan apapun dan kemudian di sisi yang lain banyak masyarakat yang masih belum melaksanakan dengan benar ketentuan psychical distancing," jelas Yuri.Untuk itu,
Yuri sekali lagi menekankan pentingnya masyarakat terus melaksanakan psychical distancing dan mengurangi aktivitas di luar rumah guna memutus mata rantai penyebaran virus Corona.
Kapuskesad
Kepala Pusat Kesehatan Angkatan Darat Mayjen TNI dr Tugas Ratmono menekankan pentingnya pengendalian terhadap orang tanpa gejala (OTG) virus Corona (COVID-19). Pengendalian itu dinilai penting agar OTG tidak lantas merasa tenang dan terbebas dari Corona.
"Pengendalian orang tanpa gejala ini sangat penting dilakukan dari seluruh komponen, dari seluruh pihak, supaya orang tanpa gejala tidak dianggap tenang-tenang dan harus diketahui dengan baik," kata Tugas dalam konferensi pers di Grha BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Minggu (22/3/2020).
"Sebenarnya kita mengenali bahwa ada yang dikelompokkan dalam klaster orang sehat, OTG mungkin sehat, tapi mungkin juga terpapar oleh COVID-19. Setelah diketahui ada kontak erat dengan COVID-19 kemudian positif, mungkin masih tanpa gejala, ini juga dalam pemantauan atau ODP," jelas Tugas.
Menurut Tugas, orang tanpa gejala bisa saja merasa sehat. Namun, jika diketahui ada riwayat kontak dengan pasien positif COVID-19, orang tersebut bisa berstatus orang dalam pemantauan (ODP). Jika menunjukkan gejala Corona, orang tersebut harus menjalani karantina sesuai dengan prosedur.
Tugas meminta semua pihak tetap menjaga jarak atau social distancing untuk mencegah virus ini menyebar.
"Di dalam mencegah atau menanggulangi orang tanpa gejala ini, sangat penting atau dipahami bersama, artinya semua orang harus menganggap bahwa COVID-19 adalah bahaya. Kedua, semua orang harus disiplin dalam mengendalikan diri atau karantina sendiri atau di rumah, melakukan social distancing," sebut Tugas.
IDI
Pemerintah mengungkapkan anak usia muda bisa menularkan COVID-19 ke orang lain meskipun dirinya tidak menunjukkan gejala. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengingatkan pentingnya anak-anak muda membatasi diri dengan memperbanyak di rumah untuk saat ini.
"Itu yang menjadi kesulitan kita pada saat kemudian penyebaran ini sampai di mana. Yang sangat membantu untuk bisa mengurangi kontak supaya tidak menjadi asymptomatic carrier (pembawa gejala) menjadi asymptomatic carrier tetapi tidak menular ke orang lain, ya stay at home, jaga jarak, adalah upaya tidak banyak kontak dengan komunitas, dengan orang lain dalam waktu tertentu," kata Wakil Ketua Umum Pengurus Besar IDI Mohammad Adib Khumaidi saat dihubungi, Sabtu (21/3/2020) malam.
"Jadi dia carrier karena bisa menjadi menyebarkan virus, tetapi dia sendiri nggak ada gejala. karena apa? daya tahan tubuhnya bagus dan tidak sampai menimbulkan gejala," ujar Adib.
Adib mengatakan anak usia muda memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik ketimbang orang tua. Adib mengungkapkan hal inilah yang menjadi kesulitan untuk melacak penyebaran virus Corona.