Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan sebanyak 17.769 anak buah kapal (ABK) WNI di kapal-kapal yang tersebar di seluruh dunia. Menurutnya, ABK WNI tersebut berpotensi untuk dipulangkan ke Indonesia imbas pandemi virus Corona (COVID-19).
"Saya ingin menyampaikan update mengenai kepulangan ABK WNI. Hingga saat ini tercatat 17.769 ABK WNI yang bekerja pada 122 kapal pesiar yang karena penyebaran pendemi COVID-19 berpotensi menghentikan operasinya dan memulangkan ABK WNI ke Indonesia," kata Retno dalam telekonferensi pada Kamis (9/4/2020).
Retno mengatakan tidak semua ABK WNI akan pulang ke Indonesia karena sebagian dari mereka akan tetap melanjutkan pekerjaan di kapal masing-masing. Sementara dari total 17.769 ABK WNI, sebanyak 5.986 di antaranya sudah kembali ke Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi itu jumlah yang ada, yang berpotensi untuk kembali, tapi tidak serta merta dari jumlah 17.769 itu semuanya akan kembali, karena beberapa masih akan melanjutkan bekerja di kapal sebagai ABK minimum yang diperlukan oleh kapal tersebut," ujar Retno.
"Nah kita lihat hingga 8 April kemarin sudah masuk atau sudah kembali 5.986 orang ABK WNI yang telah kembali ke Indonesia. Jumlah ini termasuk ABK WNI yang berasal dari kapal Diamond Princess dan World Dream," sambungnya.
Lebih lanjut, Retno mengungkapkan pemerintah terus melakukan komunikasi dengan pihak kapal yang ada di luar negeri. Selama melakukan koordinasi, Retno selalu menekankan terkait hak-hak dari setiap ABK WNI.
"Pertama adalah kita ingin memastikan bahwa semua ABK WNI yang akan kembali juga telah melakukan pemeriksaan kesehatan sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku. Komunikasi kita dengan principle companies juga meminta agar hak-hak ABK WNI kita juga dapat dipenuhi," ujar Retno.
Menurut Retno, sebagian besar ABK WNI tersebut berasal dari Bali. Retno pun menjadikan wilayah Bali sebagai akses masuk atau port of entry bagi ABK WNI yang akan kembali ke Indonesia.
"Dari waktu ke waktu kami, Kemlu, juga melakukan koordinasi dengan Gubernur Bali mengenai pemulangan ABK WNI melalui port of entry di Bali. Oleh karena itu beberapa rapat koordinasi yang dipimpin oleh Menko PMK, kita ingin pastikan bahwa diperlukan penguatan protokol kesehatan. Jadi pada saat mereka melakukan kita juga sudah menekankan pentingnya pemeriksaan kesehatan pada saat mereka masuk ke Indonesia," ujar Retno.
Retno sangat menekankan pentingnya pelaksanaan protokol kesehatan dalam proses pemulangan ABK WNI di Bali. Menurutnya, keselamatan WNI yang berada di dalam dan luar negeri sama pentingnya.
"Kita juga ingin menekankan bahwa protokol kesehatan dijalankan dengan disiplin termasuk mengenai pentingnya penguatan SDM dan alat pemeriksaan di port of entry di Bali," kata Retno.
"Karena teman-teman di satu sisi kita harus melindung WNI yang ada di luar negeri yang pulang ke Indonesia tapi kita juga memiliki kewajiban untuk melindungi WNI yang ada di Indonesia," sambungnya.