Malang nian nasib transgender, Mira, yang dianiaya dan dibakar hidup-hidup oleh sekelompok orang di Cilincing, Jakarta Utara. Dia akhirnya meregang nyawa.
Polisi turun tangan setelah mendapat laporan tentang peristiwa tragis yang menimpa M tersebut.
"Masih dalam pengejaran, nanti kita infokan ya," ujar Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara Kompol Wirdhanto Hadicaksono saat dihubungi detikcom, Selasa (7/4/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan informasi yang dihimpun detikcom, peristiwa ini berawal ketika M dituduh melakukan pencurian dompet dan handphone pada Sabtu 4 April 2020.
Kemudian, para pelaku melakukan penganiayaan terhadap Mira hingga dibakar hidup-hidup.
Lihat juga video Perempuan yang Ditemukan dalam Karung Ternyata Dibunuh Suami Sirinya:
Mira yang mengalami luka bakar sempat dibawa ke rumah sakit. Namun, sehari kemudian korban meninggal dunia.
Jejak-jejak para pelaku yang membakar hidup-hidup transgender akhirnya terungkap.
"Sudah ada pelaku yang ketangkep," ujar Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara Kompol Wirdhanto Hadicaksono saat dihubungi detikcom, Selasa (7/4/2020).
Wirdhanto tidak menjelaskan secara detil berapa pelaku yang tertangkap. Saat ini pelaku masih dimintai keterangan oleh polisi.
"Masih diselidiki," kata Wirdhanto.
Peristiwa kekerasan terhadap M dikecam kalangan aktivis. Sandya Institute menuntut keadilan bagi Mira.
"Kami seluruh organisasi Sandya Institute mengecam kejadian ini dan menuntut keadilan sepenuhnya bagi Mira. Waria dan transpuan sering menjadi korban kekerasan, baik oleh masyarakat sekitar ataupun aparat," demikian keterangan pers Sandya Institute seperti diterima detikcom, Selasa (7/4/2020).
"Mira meninggal di ruang ICU RS Koja setelah dibakar oleh 5 preman setempat," imbuhnya.
Kekerasan terhadap Mira ini terjadi di tengah-tengah wabah COVID-19, sehingga menambah tekanan terhadap kaum waria. Sandya Institute sendiri menyoroti sejumlah kasus kekerasan terhadap kaum LGBT selama 2006-2018.