Kementerian Ketenagakerjaan mengerahkan sejumlah Balai Latihan Kerja (BLK) sebagai sentra produksi alat pencegahan penyebaran Covid-19. Di antaranya masker, hand sanitizer, sabun, baju Alat Pelindung Diri (APD), wastafel sistem infus sabun cair, dan bilik desinfektan.
Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah menjelaskan kebijakan produksi alat pencegahan ini dilakukan melalui program Aksi Kemnaker yang merupakan bentuk dukungan dalam mencegah penyebaran Covid-19. Aksi ini melibatkan BLK pusat (UPTP), BLK pemerintah daerah (UPTD), BLK Komunitas, dan Balai Pengembangan Produktivitas (BPP).
"Kami terus aktif mengoptimalkan sumber daya pelatihan di BLK pusat maupun daerah, BLK Komunitas, dan BPP pada kejuruan garmen, mekanisasi pertanian, welding, dan peningkatan produktivitas untuk memproduksi alat-alat pencegahan penyebaran Covid-19," ujar Ida dalam keterangan tertulis, Selasa (7/4/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk pengerjaan tahap I, lanjut Ida, telah diproduksi masker sebanyak 180.875 lembar, 8.500 liter hand sanitizer, dan 2.740 buah baju APD. Seluruh alat pencegahan penyebaran Covid-19 didistribusikan kepada pihak yang membutuhkan, di antaranya petugas TNI dan POLRI, petugas rumah sakit dan puskesmas, Posko penanganan Covid-19 dan BNPB, pengendara jalan umum dan ojol serta pedagang pasar dan kaki lima.
Barang-barang tersebut dibagikan juga kepada petugas sekuriti kementerian, instansi pemerintah daerah, dan swasta, masyarakat umum dan lingkungan sekitar BLK/BPP, jamaah rumah ibadah, Asosiasi Kedokteran dan tempat pelayanan umum serta masyarakat umum yang membutuhkan.
"Untuk tahap I diproduksi masker sebanyak 180.875 lembar. Alat pencegahan Covid-19 ini dibuat sesuai dengan standar kesehatan. Dalam proses produksinya telah dilakukan konsultasi dengan Dinas Kesehatan terkait," jelasnya.
Aksi pembuatan masker ini melibatkan 15 BLK UPTP, 129 BLK UPTD, dan 4 BLK Komunitas. Yakni BBPLK Semarang beserta 21 BLK binaan; BBPLK Medan (14 BLK binaan); BBPLK Bandung (12 BLK binaan); BBPLK Serang (13 BLK binaan); BBPLK Bekasi (15 BLK); BLK Banda Aceh (10 BLK binaan); BLK Padang (11 BLK binaan); BLK Surakarta (8 BLK binaan); BLK Makassar (17 BLK binaan); BLK Samarinda (2 BLK binaan); BLK Banyuwangi; BLK Sorong (4 BLK binaan); BLK Ambon (2 BLK binaan); BLK Kendari (3 BLK binaan); dan BLK Ternate (1 BLK).
Sementara itu, 8 BLK dan BPP pusat juga ditugaskan untuk memproduksi hand sanitizer. Yaitu BBPLK Medan, BBPLK Semarang, BLK Makassar, BLK Banda Aceh, BLK Kendari, BLK Lembang, BLK Padang, dan BPP Kendari.
"Kedelapan BLK dan BPP ini memproduksi 8.500 liter hand sanitizer," katanya.
Selain itu, 6 BLK pusat dan 4 BLK daerah bertugas memproduksi bilik desinfektan. BLK tersebut meliputi BBPLK Bekasi, BLK Surakarta, BLKPP DIY, BLK Padang, BLK Makassar, BLK Gorontalo, BLK Takalar, BLK Majene, BLK Samarinda, dan BBPLK Bandung.
Sedangkan untuk baju APD yang diproduksi sebanyak 2.740 buah. Baju APD ini diproduksi oleh 8 BLK pusat, yaitu BBPLK Semarang, BLK Banyuwangi, BLK Makassar, BLK Ambon, BLK Surakarta, BLK Padang, BLK Kendari, dan BLK Samarinda.
"Pembuatan wastafel dengan sistem infus diproduksi oleh 1 BLK pusat, yaitu BLK Lembang. BLK ini memproduksi 20 wastafel," jelasnya
Ida berharap alat-alat pencegahan penyebaran Covid-19 yang diproduksi BLK ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat yang membutuhkan.
"Ini adalah bagian dari upaya kita semua untuk bersama-sama melawan Covid -19," pungkasnya.
'OTG' Corona, Kasus yang Buat Pemerintah Wajibkan Masker:
(akn/ega)