Harimau liar yang dinamai Corina, yang menjadi korban jerat liar di Kabupaten Pelalawan, Riau, kini berada di pusat rehabilitasi. Hasil diagnosis tim medis kemungkinan terburuk kakinya bisa diamputasi karena luka jeratan.
"Harimau Corina berjenis kelamin jantan berat 77,8 kg, panjang 170 cm usia sekitar 3 tahun. Didiagnosa mengalami anemia dan laserasi. Anemia terjadi karena penurunan darah merah, namun tidak dalam jumlah yang signifikan. Laserasi atau luka baru akibat jerat sangat dalam beruntung tendon (jaringan ikat yang menghubungkan jaringan otot dan tulang) tidak terputus," kata Manager Operasional Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dhamasraya (PH-HSD) di Sumbar, drh Saruedi Simamora dalam siaran pers yang diterima detikcom, Selasa (7/4/2020).
Terkait luka di kaki harimau Corina ini, tim medis tengah berupaya semaksimal mungkin dalam pengobatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mengupayakan pengobatan yang terbaik. Walau kemungkinan terburuk kaki kanan depannya bisa diamputasi," kata S Simamora.
Sementara Ketua Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD) Hashim Djojohadikusumo selaku penggagas PR-HSD mengaku turut prihatin atas kasus pemasangan jerat oleh pemburu liar. Pemasangan jerat liar akan mengancam kelestarian harimau Sumatera.
"Kami sangat sedih dengan musibah belum sadarnya masyarakat untuk menjaga kelestarian satwa liar yang akan punah apa bila terus diburu," kata Hashim.
Simak video Seekor Harimau di Kebun Binatang New York Positif COVID-19:
Dia juga mendukung para petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau yang tetap bekerja di situasi pandemi virus Corona.
"Kami mengirimkan dukungan berupa vitamin untuk peningkatan imunitas bagi 200 petugas BBKSDA Riau yang tersebar di pelosok," kata Hashim.
Sebagaimana diketahui, harimau liar ini terjerat di lokasi hutan tanaman industri (HTI) di Kabupaten Pelalawan pada akhir Maret 2020 lalu. Dari lokasi harimau yang diberi nama Corina ini, dievakuasi ke PR-HSD di Kabupaten Dharmasraya, Sumbar oleh tim BBKSDA Riau.
"Kami sangat berharap Corina bisa diselamatkan di PR-HSD, yang pernah merehabilitasi harimau bernama Bonita, Atan Bintang, dan Inung Rio pada tahun 2019 lalu," kata Kepala BBKSDA Riau, Suharyono.