Desa-desa di Jawa Barat (Jabar) bergerak tangani penyebaran Covid-19. Pengoptimalan perangkat desa dengan membentuk Gugus Tugas Desa Siaga Covid-19 itu dilakukan agar semua aparatur desa bahu-membahu melawan wabah virus Corona ini.
Gugus Tugas Desa Siaga Covid-19 ini memiliki tiga tugas utama. Pertama adalah mencegah penyebaran Covid-19. Mulai dari penerapan physical distancing, sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), sampai memperketat pengawasan mobilitas warga yang masuk daerahnya.
"Kami mendata penduduk yang rentan sakit, penduduk yang datang, penduduk yang pulang mudik dari provinsi lain atau bahkan luar negeri, untuk mendeteksi penyebaran dengan memantau pergerakan masyarakat," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jabar Dedi Sopandi dalam keterangannya, Senin (6/4/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain pendataan, pihaknya juga bertugas mengidentifikasi fasilitas-fasilitas desa untuk dijadikan ruang isolasi. Kemudian, masih dalam aspek pencegahan, Gugus Tugas Desa Siaga Covid-19 rutin mengedukasi masyarakat, salah satunya dengan pemasangan spanduk yang berisi informasi krusial.
"Tentang rumah sakit rujukan, nomor telepon, dan lain sebagainya. Pemantaun terhadap Orang Dalam Pemantauan (ODP) dilakukan, meminta kepada pemudik untuk isolasi diri selama 14 hari, dan memastikan tidak ada kegiatan yang bersifat massal atau ada kerumunan," ucap Dedi.
Dedi menuturkan tugas kedua berkaitan dengan penanganan terhadap warga desa bergejala Covid-19. Dalam penanganan, pihaknya akan menyediakan transportasi menuju rumah sakit rujukan, dan menghubungi tenaga medis.
"Termasuk menyediakan logistik kepada warga desa yang melakukan isolasi mandiri, seperti sembako dan kebutuhan lainnya. Tugas utama yang terakhir adalah senantiasa melakukan komunikasi yang intensif dengan kabupaten kota," terangnya.
Gugus Tugas Desa Siaga Covid-19 diketuai oleh kepala desa dan terdiri dari banyak unsur. Mulai dari bidan desa, ketua Rukun Tangga (RT), ketua Rukun Warga (RW), pendamping keluarga harapan, PKK, Karang Taruna, Puskesmas, sampai unsur mitra seperti Babinsa, Babinkamtibmas, dan Patriot Desa.
Keterlibatan banyak pihak dalam Gugus Tugas Desa Siaga Covid-19 bertujuan agar penanganan dan pencegahan berjalan cepat, tepat, dan menyeluruh. Ambil contoh disinfeksi, ketua RT dan RW harus berkoordinasi dengan Puskesmas untuk menentukan disinfektan yang aman.
"Potensi lokal desa itu harus kolaborasi seperti itu karena titik akhir penanganan adalah warga-warga di level desa, RT, RW, mereka adalah ujung tombak agar penyebaran Covid-19 tidak meluas," jelasnya.
Di Desa Pangauban, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut misalnya, sudah dilakukan pendataan pemudik, penyemprotan disinfektan, dan penyediaan alat cuci tangan di sejumlah titik.
"Kami meminta kepada masyarakat yang pulang kampung untuk isolasi diri. Jangan berinteraksi dengan masyarakat lain dulu selama 14 hari," kata Kepala Desa Pangauban Dede Kusdinar.
Dede mengatakan pihaknya gencar mengedukasi masyarakat soal Covid-19. Tujuannya, supaya masyarakat mengetahui langkah-langkah pencegahan Covid-19, dan tidak mudah terpapar informasi bohong atau hoaks yang kerap meresahkan.
"Kami jelaskan bahwa isolasi bukan berarti positif. Untuk memastikan, yang datang ke desa dalam keadaan sehat untuk cegah penyebaran," pungkasnya.
(akn/akn)