Cerita Tim Medis Rawat 2 Positif-4 PDP Corona di Parepare hingga Sembuh

Cerita Tim Medis Rawat 2 Positif-4 PDP Corona di Parepare hingga Sembuh

Hasrul Nawir - detikNews
Sabtu, 04 Apr 2020 13:57 WIB
Tim Penanganan COVID-19 RSUD Andi Makkasau, Kota Parepare
Tim Penanganan COVID-19 RSUD Andi Makkasau, Kota Parepare. (Foto: dok. Istimewa)
Parepare -

Tim Penanganan COVID-19 RSUD Andi Makkasau, Kota Parepare, Sulawesi Selatan, menjadi buah bibir. Tim yang terdiri atas 24 orang ini berhasil menyelesaikan misi merawat 4 PDP dan 2 pasien positif Corona hingga sembuh.

"Alhamdulillah, semua pasien yang dirawat di ruang isolasi sudah sembuh dan sudah kembali ke daerah masing-masing. Untuk masyarakat, tolong bantu kami, tetap di rumah," kata Koordinator Tim Penanganan COVID-19 RSUD Andi Makkasau, Kota Parepare, Sri Umi Wahyuni, Sabtu (4/4/2020).

Selama 19 hari menjalankan tugas, kata dia, banyak cerita suka dan duka yang dialami oleh mereka, yang menjadi garda terdepan penanganan pandemi tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini panggilan jiwa. Kami sempat kekurangan APD. Untungnya manajemen RS bergerak cepat meminjam APD di tempat lain," ujarnya.

Umi mengaku sempat waswas, tapi mulai membangun semangat dan memberikan edukasi agar tim bekerja sesuai SOP medis. Tepat 17 Maret 2020, tim mulai bekerja menerima pasien rujukan dari Polewali Mandar (Polman), perempuan usia 19 tahun yang merupakan mahasiswi dari Depok, Jawa Barat.

ADVERTISEMENT

Tidak lama berselang , masuk tiga pasien lain, masing-masing perempuan umur 61 tahun asal Kabupaten Pinrang dan dua perempuan asal Kabupaten Sidrap, masing-masing berumur 67 tahun dan 71 tahun. Mereka adalah cluster umroh. Dua di antaranya positif.

"Waswas pasti, takut juga. Cuma saya sampaikan ini mi jihad kita. Virus itu ada namanya, jika ada namamu, biarpun nggak kerja, pasien COVID akan kena juga, bersemangatlah, alhamdulillah pada semangat," kata Kabid Pelayanan RSUD Andi Makassau ini.

Sementara itu, Ketua Tim Penanganan COVID-19 RSUD Andi Makkasau dr Nevy Shinta Damayanti membeberkan, saat tim mulai menerima hasil pemeriksaan medis yang menyatakan dua pasien positif COVID-19, perasaan waswas kembali menghantui.

"Yang sedih tuh ya teman-teman (perawat), karena mereka harus bermalam di RS untuk karantina," katanya.

Dokter spesialis paru tersebut pun kembali menyemangati tim untuk terus berikhtiar. "Saya cuma bilang, bersabarlah, insyaallah pasien-pasien macam ini yang menarik tangan kita ke surga," katanya.

Sementara itu, Jufri, salah satu perawat, menceritakan bagaimana harus menggunakan kostum APD berupa pakaian hazmat atau pakaian dekontaminasi berjam-jam saat menangani pasien.

"Pakaiannya terasa panas, pakainya 4-6 jam, tahan BAB dan BAK, serta menahan haus dan lapar. Bayangkan kalau masuk tengah malam keluar Subuh. Setelah pakai APD, harus mandi keramas bersih. Belum lagi itu teman-teman perawat kalau pasang infus, mereka harus lebih teliti karena 3 lapis sarung tangan dipakai," terangnya.

Jufri mengaku selama 19 hari bergabung dengan tim COVID-19, dia harus menahan kerinduan terhadap keluarga.

"Rindunya luar biasa, komunikasi hanya bisa lewat video call, kalau hari ini hasil rapid test negatif, baru bisa ketemu keluarga," tuturnya.

Jufri pun mengaku sangat bersedia jika RS kembali menugaskannya dalam Tim Penanganan COVID-19 bila ada pasien yang masuk.

"Saya bersedia kembali jika dibutuhkan. Ini bentuk pengabdian kami sebagai tenaga perawat," tuturnya.

Halaman 2 dari 2
(idh/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads