Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah melaksanakan 20 ribuan rapid test di wilayahnya. Sebagian besar hasil rapid test menyatakan negatif.
"Rapid test juga terus dilakukan di 6 wilayah kota dan kabupaten administrasi DKI Jakarta dan Pusat Pelayanan Kesehatan Pegawai (PPKP). Sampai dengan Kamis, 2 April 2020, dengan total sebanyak 20.532 orang telah menjalani rapid test," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan DKI Jakarta Fify Mulyani dalam konferensi pers di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (3/4/2020).
Fify menerangkan hanya sebagian kecil kasus yang dinyatakan positif dari rapid test. Lebih dari 90 persen dinyatakan negatif saat pemeriksaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Persentase positif COVID-19 sebesar 2,1 persen, dengan rincian 428 orang dinyatakan positif COVID-19, dan 20.104 orang dinyatakan negatif," kata Fify.
Diketahui, rapid test merupakan salah satu metode tes cepat virus Corona. Metode ini digunakan untuk penjaringan kasus Corona di masyarakat.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan Corona, Achmad Yurianto, mengatakan, jika orang dinyatakan positif dalam rapid test, akan dilakukan tes swab di laboratorium sebagai tes resmi penentuan kasus positif.
"Karena kalau memeriksa langsung terhadap virusnya, maka kita menggunakan pemeriksaan yang kita sebut berbasis pada antigen. Yang kita gunakan adalah melakukan pemeriksaan dengan swab, dengan apusan, usapan yang dilaksanakan di dinding belakang rongga hidung atau di belakang rongga mulut," ujar Yurianto, dalam konferensi pers yang disiarkan secara live melalui akun YouTube BNPB, Selasa (24/3).
"Metode rapid test yang kita gunakan adalah sebenarnya screening, penapisan secara pendahuluan terhadap adanya kasus positif di masyarakat. Oleh karena itu, yang kita periksa secara cepat ini adalah pemeriksaan antibodinya yang ada di darah," ujarnya.
Jawaban Dokter soal Tingkat Akurat Rapid Test Corona: