Negara-Negara ASEAN Dapat Kasus Corona Impor Wuhan, RI Tidak

Negara-Negara ASEAN Dapat Kasus Corona Impor Wuhan, RI Tidak

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Senin, 30 Mar 2020 13:35 WIB
Ilustrasi corona (Fauzan Kamil/detikcom)
Foto: Ilustrasi corona (Fauzan Kamil/detikcom)
Jakarta -

Angka kasus virus Corona (COVID-19) terus mengalami kenaikan. Pada bulan Januari, beberapa negara Asia Tenggara melaporkan kasus Corona impor dari pejalanan luar negeri (imported case) dari Wuhan, China. Namun, Indonesia tidak memiliki kasus impor dari Wuhan.

Sebagaimana diketahui, wabah virus Corona ini bermula dari Wuhan, Provinsi Hubei, China pada bulan Desember 2019. Wabah ini mengalami fase puncaknya pada bulan Januari dan Desember 2020. Sejumlah negara di Asia Tenggara atau anggota ASEAN lantas mulai melaporkan kasus pertama Corona. Kasus pertama yang dilaporkan ini ialah kasus impor dari Wuhan.


Mereka yang melaporkan kasus kasus impor dari Wuhan itu adalah Thailand, Singapura, Vietnam, Malaysia dan Filipina.

Seperti yang dikutip dari laporan WHO, Kementerian Kesehatan Publik Thailand mengonfirmasi kasus pertama Corona pada 13 Januari 2020. Pasien pertama ini diketahui merupakan wanita 60 tahun yang tinggal di Wuhan. Dia pergi ke Thailand pada 8 Januari. Sebelumnya, pada 5 Januari sudah mulai merasakan gejala demam dan pusing.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

161 Kematian dalam Sehari di New York Akibat Covid-19:



Selanjutnya, seperti yang dilansir AFP, pada 23 Januari Singapura mengumumkan kasus Corona pertamanya. Kementerian Kesehatan SIngapura mengonfirmasi bahwa pasien pertama Corona ini merupakan pria 66 tahun yang memiliki riwayat perjalanan dari Wuha, China. Pria tersebut merupakan warga Wuhan yang datang bersama keluarganya ke Singapura, lewat Guangzhou menumpang China Southern CZ351 pada 20 Januari.



Laporan kasus Corona pertama ini kemudian diikuti oleh Vietnam pada tanggal yang sama (23 Januari). Kasus pertama di Vietnam ini adalah seorang pria China yang tinggal di Kota Ho Chi Minh, yang terinfeksi oleh ayahnya yang melakukan perjalanan ke Vietnam pada 13 Januari dari kota Wuhan, China.

Pada 25 Januari, Malaysia juga melaporkan kasus pertamanya. Menteri Kesehatan Malaysia, Dr Dzulkefly Ahmad menyatakan ada tiga pasien dari kasus pertama ini. Mereka bertiga adalah warga China bagian dari delapan warga China yang dikarantina di Johor Bahru.

Menurut Dr Dzulkefly bahwa ketiganya masih kerabat dekat dari seorang pria China berusia 66 tahun yang menjadi pasien virus corona pertama di Singapura. Pasien pertama di Singapura itu merupakan warga Wuhan yang tiba dari Guangzhou, China pada 20 Januari lalu. Dia terkonfirmasi positif virus corona pada 23 Januari.

Kemudian pada 30 Januari, giliran Filipina yang mengonfirmasi kasus pertama Corona. Pasien pertama ini merupakan seorang wanita asal China berusia 38 tahun. Wanita ini tiba dari Wuhan pada 21 Januari lalu.


Sementara itu, Indonesia mengumumkan kasus pertama Corona pada 2 Maret. Kasus pertama ini diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara. Ada dua pasien pertama, keduanya merupakan ibu dan anak. Infeksi ini bermula dari sang anak yang tertular dari seorang WN Jepang yang tinggal di Malaysia.


Pemerintah Indonesia belum pernah secara langsung menyebut ada kasus impor dari Wuhan. Hanya saja pemerintah Indonsia memang mengakui ada kasus impor.

Seperti misalnya pada 11 Maret 2020, juru bicara penanganan Corona, Achmad Yurianto menyebut ada 21 kasus impor Corona. Namun, tak disebutkan secara detail riwayat perjalanan 21 pasien tersebut atau darimana pasien tersebut berasal.

"Sehingga hari ini ada penambahan 7 pasien dengan kondisi rata-rata sakit ringan sedang," ujar Juru Bicara Pemerintah soal Penanganan Virus Corona dr Achmad Yurianto saat konferensi pers di Istana Presiden, Rabu (11/3/2020).

Yuri menjelaskan alasan kasus impor ini tak terdeteksi saat di Bandara. Dia mengatakan sebagian besar pasien kasus impor hanya mengalami gejala sakit ringan-sedang sehingga lolos dari deteksi.

"Kalau kita lihat sebagian besar ringan-sedang maka dia masuk dalam kondisi panas tidak terlalu tinggi dan tidak akan ke-detect oleh thermal scan, ini semuanya ter-detect dengan HAC, health alert card," ujar Yuri.

Untuk diketahui, per Minggu (29/3) lalu kasus Corona di Indonesia sudah menembus angka 1.285. 114 orang meninggal dunia dan 64 orang dinyatakan sembuh.



Mencermati angka kasus Corona yang terus bergerak naik ini, pemerintah RI mulai membahas soal Peraturan Pemerintah (PP) soal karantina wilayah.

"Bukan opsi (karantina) tapi lebih pada pembahasan peraturan pemerintah akan mengatur karantina wilayah, bukan hanya Jakarta. Jadi tak bisa seorang kepala daerah tiba-tiba mengkarantina wilayahnya tanpa mekanisme yang diatur peraturan pemerintah," Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Donny Gahral Adian kepada wartawan, Minggu (29/3/2020).

Rapat hari ini akan diikuti oleh Menko Polhukam Menko Polhukam, Menko PMK Muhadjir Effendy, hingga kementerian teknis terkait seperti Menkeu Sri Mulyani, Mendagri Tito Karnavian. Donny menegaskan, rapat bersama Presiden Jokowi ini tidak membahas lockdown.

"Tapi membahas rancangan PP sebagai turunan UU Karantina Kesehatan. Kalau PP kan mengatur keseluruhan, jadi syarat lockdown apa saja, mekanismenya apa saja, bagaimana teknisnya itu yang diatur oleh PP, tapi kalau PP itu untuk mengatur seluruh wilayah di Indonesia," terangnya.

Halaman 2 dari 4
(rdp/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads