Tutup Latihan, Kopassus Gelar Terjun Subuh di Gunungkidul
Jumat, 09 Des 2005 15:09 WIB
Yogyakarta - Komando Pasukan Khusus (Kopassus) menggelar latihan di Kawasan Pantai Sundak Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Latihan yang diberi nama Tri Buwana Sakti XI 2005 ini dilakukan untuk menguji kemampuan anggota Kopassus yang telah berlatih selama setahun."Latihan yang digelar sejak tanggal 3 Desember 2005 hingga hari ini merupakan puncak dari latihan-latihan selama tahun 2005. Latihan ini diikuti 130 anggota Kopassus Grup I, II, dan III dengan didukung sekitar 370 personil lainnya," kata Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus), Mayjen TNI Syaiful Rizal kepada wartawan seusai upacara penutupan di Pantai Sundak Kecamatan Tanjungsari Gunungkidul, Jumat (9/12/2005).Menurut Syaiful sebelum dilakukan latihan puncak hari ini, beberapa hari sebelumnya telah digelar beberapa latihan diantaranya latihan terjun malam di kawasan Desa Wunung Kecamatan Wonosari dan latihan penyergapan dan penyerangan markas teroris di kawasan pantai Krakal. "Dengan latihan ini saya bisa menguji, mengecek, dan mengevaluasi apakah anak buah saya serius atau tidak dalam latihan selama setahun ini," katanya.Syaiful mengatakan, materi latihan selama 7 hari di Gunungkidul itu untuk menunjukkan totalitas semua kemampuan Kopassus mulai dari kemampuan dasar parakomando, sandiyudha dan antiteror, serta dipadukan dengan kemampuan latihan komando dan staf (gladi posko I) yang dilakukan 21-24 November 2005.Dalam gladi lapangan itu, kata Syaiful, latihan Kopassus difokuskan untuk membebaskan tokoh-tokoh di DIY seperti Gubernur dan Danrem yang diculik oleh teroris. Latihan didahului dengan infiltrasi pasukan Sandiyudha di daerah operasi dengan dilakukan terjun taktis malam hari. Latihan sandiyudha ini melakukan penyusupan dikantong-kantong lawan untuk mendeteksi sasaran, karena musuh telah menculik tokoh-tokoh daerah seperti Gubernur DIY dan Danrem 072 Pamungkas.Setelah diyakini sasaran ada, sandiyudha kemudian meminta pasukan parakomando (parako) untuk datang dengan terjun di malam hari. Kegiatan itu dilakukan pada Selasa 6 Desember malam. Sedang penerjunan pasukan antiteror dengan cara terjun bebas (free fall), dan penyerangan dari laut yang dilakukan di perbukitan Sarangan kawasan Pantai Krakal, Jumat 9 Desember, subuh pukul 05.00 WIB itu untuk membebaskan tokoh-tokoh yang diculik."Dalam latihan terjun malam ini, semua pasukan selamat tidak ada yang masuk ke laut dan pada saat jam yang ditentukan semua pasukan berhasil menyerang, menghancurkan, dan membebaskan sandera dengan baik,"kata Syaiful.Hanya saja dalam latihan terjun subuh itu, kata dia, sempat terganggu oleh cuaca karena pada pukul 02.00 WIB dinihari sempat turun hujan. Tim free fall yang seharusnya keluar dari pesawat pukul 03.45 WIB terpaksa didelay hingga pukul 04.35 WIB. "Itu memang di luar skenario tapi semua berjalan dengan baik," demikian Syaiful Rizal.
(jon/)