Panglima Komando Daerah Militer Jayakarta (Pangdam Jaya) Mayjen TNI Eko Margiyono memberikan informasi terbaru soal rumah sakit (RS) darurat Corona Wisma Atlet Kemayoran Jakarta. Dia mengungkap fakta-fakta pelayanan di RS yang baru beroperasi tiga hari itu.
Eko memberikan keterangan tersebut di Kantor BNPB dan disiarkan langsung lewat akun YouTube BNPB Indonesia, Kamis (26/3/2020).
Eko menjelaskan, RS darurat Corona Wisma Atlet itu memiliki 2 tower untuk menampung pasien Corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga menyampaikan imbauan kepada masyarakat dalam mencegah virus Corona.
Berikut ini buka-bukaan terbaru Pangdam Jaya soal layanan RS darurat Corona Wisma Atlet:
RS Darurat Wisma Atlet Tak Terima Pasien Corona di Bawah 15 Tahun:
Tampung 3.000 Pasien
RS darurat Corona Wisma Atlet dapat menampung hingga 3.000 pasien Corona. Ada 2 tower wisma atlet yang kini disiapkan untuk menampung pasien Corona.
Eko mengatakan rumah sakit darurat Wisma Atlet Kemayoran hanya menangani pasien Corona yang bergejala ringan hingga maksimal sedang. Ada dua tower yang disiapkan, yaitu tower 6 dan tower 7.
"Tower 7 itu mampu menampung 1.700 orang. Sedangkan tower 6 bisa memuat 1.300 orang, sehingga total 3.000 pasien mampu ditampung di RS ini," ungkap Eko.
Bila ada skenario buruk, yakni jumlah pasien melebihi kapasitas rumah sakit, Eko mengatakan, akan disiapkan tower tambahan.
"Kalau skenarionya bertambah buruk, maka bisa akan kita gunakan tower berikutnya, yaitu tower 4 dan tower 5," tuturnya.
Total Rawat 208 Pasien Corona
Sejauh ini sudah ada 208 pasien yang diterima di RS darurat Corona Wisma Atlet ersebut.
"RS ini sudah mulai operasional sejak 23 Maret lalu, tepatnya pada pukul 17.30 WIB. Sampai dengan saat ini, pasien yang sudah diterima di RS itu total sampai pagi ini ada 208," kata Eko.
Eko mengatakan RS darurat ini terus mendapat tambahan pasien. Menurutnya, pada hari pertama, RS ini menerima 74 pasien, lalu pada hari kedua pasien terkait Corona bertambah menjadi 178 pasien.
"Jadi hari pertama 24 (Maret 2020) pagi itu 74 (pasien), kemudian pada 25 pagi itu 178, dan pagi ini sudah menjadi 208 pasien," ucapnya.
Skenario Terburuk Bisa 8.000 Positif Corona
Eko juga menyampaikan hasil simulasi dari Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) DKI Jakarta.
Eko mengatakan skenario terburuk kasus positif Corona bisa mencapai 8.000 orang.
"Dari hasil simulasi Forkompimda DKI karena daerah Jakarta paling banyak terpapar virus ini skenario terburuk adalah bisa mencapai 6.000 sampai 8000 orang positif," ujar dia.
Pasien Luar Daerah Berdatangan
RS darurat Corona Wisma Atlet semula didesain untuk menangani pasien terkait virus Corona di wilayah Jabodetabek saja. Namun, disebutkan, pada kenyataannya banyak pasien dari luar kota yang datang dan meminta perawatan.
"Rumah sakit ini sebenarnya didesain awal untuk menampung pasien yang berada Jabodetabek," kata Eko.
Eko lalu menerangkan, saat hari pertama RS Darurat Corona dibuka, datang pasien dari Surabaya (Jawa Timur) dan Semarang (Jawa Tengah). Akhirnya mereka tetap dilayani.
"Namun pada kenyataannya, di hari pertama saja, ada pasien yang datang dari Surabaya, Semarang. Tapi tetap kami akan menerima," ujar Eko.
Minimal 15 Tahun, Ini Kriteria Pasien yang Dirawat
Eko kemudian mengatakan RS Darurat Corona tak menerima pasien dengan umur di bawah 15 tahun. Artinya, rumah sakit ini tak akan menerima pasien Corona dengan kategori usia anak.
"Dalam penerimaan pasien ini, usia minimal 15 tahun ke atas. Jadi untuk anak-anak, kami juga tidak akan menerima." ucap dia.
Kriteria lain ialah yang masuk orang dalam pemantauan (ODP) yang usianya lebih dari 60 tahun. Warga yang masuk kategori pasien dalam pengawasan (PDP) juga bisa dirawat di RS darurat Wisma Atlet.
"Jadi beberapa kriteria, kriteria pertama adalah yang ODP, itu usianya yang lebih dari 60 tahun. Kemudian komorbid terkontrol dan self handling, sedangkan yang PDP keluhan ringan, sesak ringan sampai dengan sedang, usia lebih dari 15 tahun dan COVID positif lebih dari 15 tahun, sesak ringan sampai dengan sedang, komorbid tidak ada," papar Eko.
Eko menekankan pasien yang memiliki komplikasi penyakit tidak dapat dirawat di RS darurat Wisma Atlet. Sebab, sebut dia, RS tersebut tidak didesain untuk merawat pasien dengan penyakit lain.
Karantina Mandiri
Eko menjelaskan beda RS darurat Corona Wisma atlet dengan rumah sakit lain dalam menangani COVID-19. Salah satunya adalah sistem self-quarantine atau karantina mandiri.
"Kami ingin juga menyampaikan kepada masyarakat bahwa rumah sakit ini berbeda dengan rumah sakit-rumah sakit yang lain. Karena apa? Karena RS ini adalah menerapkan dengan sistem pelayanan self-handling, dengan sistem visit video call," kata Eko.
"Kedua, self-quarantine," imbuh dia.
Ada juga pembatasan kontak dengan petugas. Sementara itu, untuk perujukan pasien ke RS rujukan Corona yang telah ditetapkan pemerintah, petugas di RS darurat akan melihat kondisi si pasien.
"Yang ketiga, limitasi kontak dengan petugas, dan keempat apabila makin memberat maka akan dirujuk ke RS rujukan," sebut Eko.
Stop Hoax
Eko mengatakan banyak hoax yang beredar terkait RS Darurat Corona Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta. Eko pun meminta para pembuat hoax menghentikan aksinya itu.
"Beberapa hari ini banyak berita-berita hoax. Khususnya keterkaitan dengan rumah sakit ini," kata Eko.
Eko mencontohkan hoax tentang cara masuk ke RS Darurat Corona melalui seorang dokter yang beredar di media sosial. Dia menegaskan berita itu tidak benar.
"Di media sosial beredar apabila ingin masuk ke rumah sakit hubungi dokter dengan memberi nomor handphone. Itu semua adalah berita-berita hoax," tegasnya.
Dia pun mengimbau para pembuat hoax agar tak lagi menyebarkan berita bohong. Eko meminta para pembuat hoax tidak memperkeruh suasana di tengah pandemi Corona ini.
3 Cara Periksa Virus Corona
Eko menjelaskan ada tiga cara yang bisa dilakukan untuk memeriksakan diri terkait virus Corona di lokasi itu.
"Ada beberapa cara yang bisa dilakukan, pertama adalah mandiri, artinya mandiri apabila mengalami gejala atau mungkin merasa pernah kontak dengan yang pernah terpapar virus ini dapat langsung datang ke Wisma Atlet," kata Eko.
Namun, jika tidak bisa datang secara mandiri, kata Eko, pasien bisa menelepon call center 119. Nantinya, petugas kesehatan akan menjemput.
"Atau memang yang kedua kalau tidak yakin bisa datang sendiri bisa telepon call center 119, nanti dari petugas akan menjemput dan akan diantar," ujarnya.
Lebih lanjut, Eko menjelaskan, RS Darurat ini juga menerima pasien dari rumah sakit swasta yang tidak bisa lagi menampung pasien Corona. Dengan catatan, pasien itu harus menjalani pemeriksaan lebih awal di rumah sakit tersebut.