Ada 100 ribu alat tes cepat (rapid test) dan 50 ribu masker yang datang di Balai Kota Jakarta. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, alat-alat rapid test bukan untuk mengetes warga secara acak.
Kardus-kardus alat itu terlihat disusun bertumpuk, isinya siap digunakan dalam menghadapi virus Corona. Berdasarkan unggahan Anies Baswedan, ditengok detikcom Selasa (24/3/2020), alat-alat itu tiba di Balai Kota pada Senin (23/3) malam tadi.
"Alat rapid-testing ini bukan digunakan secara random. Dan bukan pula untuk dilakukan pengetesan massal di kawasan terbuka," kata Gubernur Anies Baswedan lewat tulisan di akun Instagram resminya, Senin (23/3) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada tahap sekarang ini, penggunaan alat tes cepat ini diutamakan bagi orang-orang dengan risiko menularkan COVID-19 terlebih dahulu. Penentuan mereka yang berisiko menularkan dan mereka yang tidak berisiko menularkan COVID-19 dilakukan oleh Dinas Kesehatan DKI.
"Dinas Kesehatan DKI telah memiliki prosedur dan kriteria orang-orang yang diprioritaskan untuk memeriksakan diri. Pada fase ini kita perlu mengetes mereka yang berisiko menularkan terlebih dahulu," kata Anies.
Baca juga: Mal di Jakarta Mulai Tutup Gara-gara Corona |
Dia mengajak semua warga Jakarta untuk menaati kriteria dan prosedur bersama. Bagi warga Jakarta yang hendak melakukan pemeriksaan awal mandiri, maka panduannya bisa dilihat di situs resmi cekcorona-dinkes.jakarta.go.id.
Di situs itu tertera menu 'Skrining Gejala'. Bila menu itu diklik, maka pengakses akan disodori pertanyaan-pertanyaan untuk menentukan apakah pengakses mempunyai gejala COVID-19 atau tidak. Misalnya, apakah pernah kontak dengan orang yang positif COVID-19, apakah mengalami demam lebih dari 38 derajat Celcius atau sesak napas.
"Mari kita semua menaati kriteria dan prosedur itu demi kebaikan kita semua di Jakarta," tulis Anies.
Anies: Penggunaan APD di Jakarta 1.000 Unit Per Hari
(dnu/eva)