Pernyataan Lengkap Pemerintah soal Corona: 579 Kasus Positif dan 49 Meninggal

Pernyataan Lengkap Pemerintah soal Corona: 579 Kasus Positif dan 49 Meninggal

Tim detikcom - detikNews
Senin, 23 Mar 2020 16:26 WIB
Jubir Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto
Achmad Yurianto sebagai juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona (Foto: dok. BNPB)
Jakarta -

Pemerintah kembali memperbarui data terkait kasus positif virus Corona (COVID-19). Total per 23 Maret 2020 pukul 12.00 WIB tercatat ada 579 kasus positif.

"Saya sampaikan tentang perkembangan update dari kasus yang kita dapatkan, yang kita catat, mulai 22 Maret pukul 12.00 sampai 23 Maret pukul 12.00 WIB. Ada penambahan kasus baru sebanyak 65 orang yang terdistribusi di berbagai provinsi yang bisa kita lihat di tabel sehingga total kasus pada hari ini menjadi 579," kata Achmad Yurianto selaku juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona dalam siaran langsung akun YouTube BNPB, Senin (23/3/2020).

Yuri--panggilan karibnya--menyebutkan ada satu orang lagi yang dinyatakan sembuh dari COVID-19. Dengan begitu, total ada 30 orang yang sembuh secara keseluruhan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemudian ada penambahan kasus yang sudah dua kali follow up, spesimen dua kali negatif, dan kita nyatakan sembuh sebanyak satu orang sehingga total kasus sembuh adalah 30 orang," ujar Yuri.

"Kemudian ada satu tambahan lagi kasus yang meninggal, dari data yang kami rilis kemarin 48, sehingga total kasus meninggal adalah 49," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Berikut pernyataan lengkap pemerintah melalui Yuri:

Pada kesempatan ini ada beberapa hal yang akan kami sampaikan terkait dengan upaya bersama kita untuk melaksanakan pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease-19 atau kita kenal COVID-19.

Yang pertama bahwa tadi kita sama-sama sudah mengikuti bahwa Bapak Presiden melaksanakan pengecekan kesiapan Wisma Atlet yang akan kita gunakan sebagai tempat perawatan untuk penderita COVID-19, rumah sakit ini atau wisma atlet ini akan kita jadikan rumah sakit darurat.

Ini adalah sebenarnya bagian dari kebijakan pemerintah untuk menyiapkan karantina rumah sakit, sudah barang tentu segala sesuatunya kita siapkan dengan maksimal sehingga kita bisa setidak-tidaknya menyiapkan 3 ribu tempat tidur untuk awal, dan ini akan kita bangun sistemnya dengan secara lebih baik, harapan kita bersama adalah bahwa ini pun menjadi langkah yang dilakukan oleh pemerintah daerah di dalam kaitan dengan penanganan COVID-19.

Sudah dijelaskan tadi bahwa pemerintah melengkapi segala kebutuhan terkait dengan layanan perawatan COVID-19. Salah satu yang sekarang menjadi isu adalah bahwa kekurangan APD. Saat ini sudah disiapkan 105 ribu APD dan akan segera didistribusikan. Kemudian di dalam itu juga telah disiapkan 125 ribu kit untuk rapid diagnostic test, alat pemeriksaan cepat sebagai bagian dari screening untuk kita menemukan kasus positif di tengah masyarakat.

Saya akan mengulangi sekali lagi tentang strategi yang kita laksanakan di dalam kaitan dengan penanganan sebaran COVID-19 ini.

Yang pertama sudah barang tentu ini adalah bagian proporsi kita bersama yang bisa dilaksanakan oleh masyarakat dan seharusnya dilaksanakan dalam rangka mengurangi risiko terjadinya penularan dari orang ke orang untuk kasus COVID-19 yaitu menjaga jarak fisik dalam berkomunikasi sosial dengan orang lain. Kita pahami bersama bahwa penularan penyakit ini adalah bersumber dari orang yang positif mengandung virus kepada orang lain melalui perantaraan droplet. Droplet itu adalah percikan-percikan ludah yang kecil-kecil dari seorang yang sakit kepada orang yang sehat, pada saat dia berbicara, pada saat dia batuk, pada saat dia bersin. Oleh karena itu menjaga jarak secara fisik antara 1 orang dengan orang yang lain ini adalah langkah yang paling bagus dan paling berarti dalam kaitan untuk mengurangi risiko terjadinya penularan ini.

Namun juga harus disertai dengan upaya yang secara terus menerus dan benar melaksanakan kegiatan mencuci tangan dengan sabun. Karena kita tahu, bisa saja droplet dari orang yang sakit itu jatuh ke benda yang ada di sekitar kita dan tidak mustahil ini akan kita sentuh dan yang kita khawatirkan adalah setelah terjadi pemindahan partikel virus ke tangan kita kemudian kita melakukan kegiatan makan, minum, atau memanipulasi hidung, mulut, mata dengan tidak didahului cuci tangan. Ini juga menjadi peluang yang paling gampang untuk terjadinya penularan. Oleh karena itu mengatur jarak secara fisik dalam konteks berkomunikasi dengan orang lain menjadi penting.

Inilah sebabnya mengapa pemerintah secara terus menerus mengingatkan kepada masyarakat dan kami juga berharap bahwa masyarakat bisa mengingatkan pada komunitasnya untuk menjauhi atau mencegah terjadinya kerumunan orang, kemudian berkumpul di dalam satu tempat yang sempit dengan orang yang demikian banyak, ini akan memberikan risiko yang sangat tinggi terkait dengan penyebaran dan penularan penyakit ini.

Ini yang menjadi penting untuk kita pahami.

Kemudian kebijakan yang kedua adalah kita berharap masyarakat bisa memahami manakala kemudian dirinya merasa sakit atau merasa tertular oleh orang lain maka disarankan untuk menghubungi fasilitas kesehatan mana pun, konsultasikan dengan dokter, tidak perlu panik, konsultasikan dengan dokter, nanti dengan pemeriksaan yang teliti oleh dokter maka akan bisa ditentukan apakah ada dugaan ke arah COVID-19 atau tidak.

Oleh karena itu, jangan kemudian membuat keputusan sendiri untuk meminum sesuatu obat, untuk melakukan sesuatu kegiatan, yang diyakini bisa menyembuhkan atau mencegah ini, padahal belum terbukti secara ilmiah. Oleh karena itu, mari kita sama-sama rasional, mari sama-sama kita manfaatkan seluruh fasilitas yang ada di negara ini, baik secara langsung mendatangi dokter maupun secara virtual menggunakan aplikasi-aplikasi di beberapa unicorn untuk mendapatkan konsultasi. Hotline sudah disiapkan di 119 extention 9, beberapa unicorn yang juga akan membantu misalnya sehatpedia, halodoc, dan sebagainya ini juga merupakan sarana yang bisa kita pakai untuk bisa mendapatkan informasi yang terus menerus.

Peran serta masyarakat untuk saling menjaga, untuk saling mengingatkan, saling bertenggang rasa menjadi modal di dalam kaitan ini.

Kemudian kita sudah juga menyampaikan beberapa hal terkait dengan isolasi diri, ini tujuannya adalah untuk betul-betul kita mengefektifkan upaya agar tidak terjadi penularan antara yang sakit ke yang sehat. Ini menjadi sangat penting di dalam kehidupan keluarga, apabila ada salah satu dari anggota keluarga kita merasakan ada keluhan seperti influenza sebaiknya segera melaksanakan isolasi diri, gunakan masker sepanjang hari, upayakan memiliki jarak yang cukup secara fisik dengan anggota keluarga lain, tujuannya adalah untuk mengurangi kemungkinan penularan ke anggota keluarga yang lain, jangan menggunakan alat makan, alat minum secara bersama-sama, biasakan untuk mencuci tangan dan mencuci alat-alat yang kita pakai dengan menggunakan sabun. Ini adalah upaya di dalam kaitan dengan isolasi diri. Tentunya akan dilanjutkan diikuti dengan kegiatan monitoring diri, manakala kemudian keluhan fisik seperti influenza semakin memberat, panas dingin, panas yang tinggi kemudian disertai batuk dan keluhan sesak, segera hubungi fasilitas kesehatan yang paling memungkinkan untuk dihubungi dan yang terdekat dari lingkungan.

Kemudian pemerintah sudah melaksanakan kegiatan screening massal, pemeriksaan dengan menggunakan metode rapid test ditujukan untuk secepatnya melaksanakan pencarian kasus positif di tengah masyarakat. Untuk saat ini ada 125 ribu kit pemeriksaan cepat yang akan kita bagikan ke seluruh Indonesia dan kita mulai bergerak di hari ini. Beberapa hari yang lalu sudah dilaksanakan kegiatan serupa dengan menggunakan metode yang sama, kita mendapatkan beberapa hasil positif meskipun lebih banyak kita temukan yang hasilnya negatif dari pemeriksaan screening ini. Perlu dipahami bersama bahwa hasil negatif tidak memberikan jaminan bahwa yang bersangkutan tidak sedang sakit, karena kita ketahui pemeriksaan rapid test ini adalah berbasis pada untuk mengukur kadar antibodi dari munculnya virus. Sudah barang tentu bahwa tidak setiap infeksi virus pada hari yang sama langsung muncul antibodi, dibutuhkan waktu beberapa hari sejak infeksi terjadi agar antibodi muncul dan bisa terdeteksi, oleh karena itu pada saat pemeriksaan memberikan hasil negatif bisa saja sebenarnya antibodi belum terbentuk karena infeksinya baru berlangsung kurang dari 7 hari. Oleh karena itu, langkah yang harus dilakukan berikutnya adalah dilakukan pemeriksaan ulang setelah hari ke-7 sampai dengan hari ke-10 untuk kita ukur kembali antibodinya. Mana kala hasil pemeriksaan kedua ini masih tetap negatif, kita bisa menyimpulkan bahwa saat ini sedang tidak terinfeksi tetapi ingat bahwa kita belum punya kekebalan untuk tidak terinfeksi. Oleh karena itu sikap hati-hati menjadi penting untuk ini. Inilah yang kemudian dilandasi dengan kegiatan untuk membatasi diri, melaksanakan isolasi diri, termasuk mengatur jarak fisik dalam konteks berkomunikasi dengan siapa pun. Ini penting karena kita harus meyakini pemeriksaan rapid pemeriksaan cara cepat yang pertama kemudian dinyatakan negatif tidak memberikan jaminan bahwa yang bersangkutan tidak dalam kondisi sakit.

Oleh karena itu, kita tentunya akan mulai berpikir manakala pemeriksaannya positif, inilah yang kemudian akan kita tindaklanjuti dengan menggunakan screening pemeriksaan kedua yang kita sebut dengan pemeriksaan antigen yang kita kenal dengan PCR pemeriksaan secara molekuler. Apabila pemeriksaan dengan cara positif pasti dikatakan yang bersangkutan terinfeksi. Inilah sebabnya kemudian pemerintah menyiapkan beberapa fasilitas untuk menambah ruang isolasi rumah sakit di antaranya tadi yang sudah dicek kesiapannya oleh Bapak Presiden adalah Wisma Atlet. Tujuannya adalah melaksanakan isolasi rumah sakit. Oleh karena itu sudah barang tentu kita hanya akan merawat kasus-kasus positif yang dibuktikan dari pemeriksaan antigen. Ini yang kemudian perlu untuk kita masukkan ke rumah sakit dengan catatan bahwa memang tidak mungkin melaksanakan isolasi secara mandiri di rumah dengan berbagai pertimbangan aspek medis. Di sinilah kemudian terapi akan kita berikan secara obat, oleh karena itu penggunaan obat-obat yang kita datangkan adalah dalam konteks untuk layanan rawatan.

Sekali lagi bukan disiapkan untuk profilaksis, klorokuin sudah lama kita kenal karena di masa yang lalu ini adalah program yang dilaksanakan untuk pemberantasan malaria, sehingga klorokuin ini secara mandiri mampu kita produksi sendiri dan jumlahnya cukup.

Tapi kami mohon masyarakat untuk tidak kemudian masyarakat untuk tidak kemudian berbondong-bondong untuk membeli, menyimpan, dan mengonsumsi sendiri tanpa adanya resep dokter. Klorokuin adalah obat keras, oleh karena itu penggunaannya sudah barang tentu harus atas resep dokter dan dalam pengawasan dokter untuk perawatan di rumah sakit, tidak untuk penggunaan sendiri di rumah.

Saya sampaikan tentang perkembangan update dari kasus yang kita dapatkan, yang kita catat, mulai tanggal 22 Maret pukul 12.00 sampai dengan 23 Maret pukul 12.00. Ada penambahan kasus baru sebanyak 65 orang yang terdistribusi di berbagai provinsi yang bisa kita lihat di tabel sehingga total kasus pada hari ini menjadi 579.

Kemudian ada penambahan kasus yang sudah 2 kali follow up, spesimen 2 kali negatif dan kita nyatakan sembuh sebanyak 1 orang sehingga total kasus sembuh adalah 30 orang.

Kemudian ada 1 tambahan lagi kasus yang meninggal, dari data yang kami rilis kemarin 48, sehingga total kasus meninggal adalah 49.

Berdasarkan distribusi provinsi inilah kemudian pemerintah pusat melaksanakan distribusi APD, distribusi alat screening test, distribusi masker, dan distribusi obat-obatan.

Kita berharap bahwa semua fasilitas kesehatan yang memberikan layanan terhadap pasien COVID-19 ini bisa kita penuhi secara standar kebutuhan APD, kebutuhan reagent, kebutuhan masker, kebutuhan obat-obatan sehingga kita bisa lebih efektif lagi memberikan layanan-rawatan dan kita bisa memberikan yang terbaik untuk para warga negara kita yang sedang sakit COVID-19.

Ini beberapa hal yang kami laporkan hari ini. Terima kasih.

Halaman 2 dari 2
(dhn/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads