.webp)
PT Pertamina (Persero) membagikan sejumlah makanan kemasan untuk warga Ring-1 operasional Pertamina Marketing Operation Region (MOR) III di Integrated Terminal Jakarta. Hal tersebut merupakan respon dari Pertamina, akibat dari mewabahnya virus Corona di wilayah DKI Jakarta yang membuat pemerintah mengambil kebijakan social distancing.
Unit Manager Communication & CSR MOR III Dewi Sri Utami menyampaikan keprihatinannya atas hal tersebut dan mengambil langkah melalui Program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) bantuan pangan. Dewi pun turut mengapresiasi upaya warga untuk taat pada imbauan pemerintah dan beraktivitas dari rumah.
"Kami berharap bantuan tanggung jawab sosial bagi warga di sekitar ring-1 wilayah operasi Integrated Terminal Jakarta ini, dapat membantu meringkankan beban masyarakat," ungkap Dewi, dalam keterangan tertulis, Minggu(22/3/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dewi menuturkan, pemberian bantuan ini merupakan kerja sama Pertamina dengan Rumah Zakat yang bergerak cepat menyalurkan 685 bantuan siaga pangan. Bantuan siaga pangan tersebut, berupa lauk rendang kemasan kaleng yang diberikan langsung kepada warga di RW 1 dan RW 2 Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara.
Bantuan diserahkan secara simbolis kepada masing-masing ketua RW setempat, untuk selanjutnya didistribusikan langsung dari rumah ke rumah secara bertahap sejak Sabtu (21/3).
Salah satu warga Rawa Badak Selatan yaitu Cici (64 tahun), merasa bersyukur atas bantuan yang diberikan Pertamina. Bantuan rendang kemasan yang disalurkan pun telah diantarkan ke rumahnya pada Minggu pagi (22/3).
Cici lebih lanjut menuturkan, bahwa suaminya sehari-hari bekerja membawa penumpang dari pasar maupun sekolah dengan becaknya. Sudah satu pekan ini dia dan suami sulit mendapatkan penghasilan.
"Tarikan sepi, semua orang kerja dan sekolah di rumah. Kalau beras masih ada, tapi beli lauk dan bahan-bahan bumbu mahal," pungkas Cici.
Sebagai informasi, kebijakan bekerja di rumah dan belajar jarak jauh yang diterapkan Pemerintah DKI sejak 16 Maret 2020, turut berdampak bagi masyarakat yang menggantungkan penghasilan dari pekerjaan harian. Pada kawasan Plumpang tersebut, sebagian besar warga berprofesi sebagai buruh pelabuhan, buruh serabutan, pengemudi ojek, serta pedagang makanan keliling yang biasa mencari nafkah di sekitar perkantoran dan sekolah.
(ega/ega)
