Polly Cuma Mbek Hitam, 1.000 Orang Tagih Dalang Kasus Munir

Polly Cuma Mbek Hitam, 1.000 Orang Tagih Dalang Kasus Munir

- detikNews
Kamis, 08 Des 2005 15:33 WIB
Jakarta - Tuntutan hukuman seumur hidup terhadap Pollycarpus Budihari Prijanto dinilai tidak memuaskan. Polly dianggap hanya kambing hitam belaka. Dikhawatirkan negara melindungi dalang kasus pembunuhan Munir."Saya kira presiden sudah cukup tahu dalangnya. Kita mengkhawatirkan adanya kekuatan yang dilindungi negara. Pada kasus Munir, tidak boleh ada yang kebal hukum" cetus Koordinator Operasional Kontras Edwin Partogi.Edwin pun menjadi koordinator aksi yang digelar sekitar 1.000 orang yang tergabung dalam Komite Solidaritas untuk Munir, sebagai bentuk keprihatinan terhadap perkembangan kasus Munir. Mereka berkumpul di Tugu Proklamasi, Cikini.Kemudian dengan menggunakan 12 bus besar dan sedang, mereka menyambangi Istana Merdeka, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, dan tiba sekitar pukul 12.20 WIB, Kamis (8/12/2005)."Kita menuntut kasus pembunuhan Munir dituntaskan dan dalangnya diadili. Kita sangat tidak puas dengan proses hukum yang tengah berlangsung. Polly itu hanya satu bagian dari pelaku. Kita harap semua yang terlibat, termasuk BIN, dijadikan tersangka dan diadili," ujar Edwin.Menurutnya, sejak TPF Munir dibubarkan, proses penyelesaian kasus Munir mengalami kemunduran. Edwin pun meminta kepada pemerintah agar dalam penyelesaian kasus ini tidak ada yang kebal hukum.Penyelesaian kasus pembunuhan aktivis HAM itu, lanjut dia, tidak cukup dengan hanya menghukum satu orang saja, karena pembunuhan Munir merupakan pembunuhan berencana yang dilakukan oleh lebih dari satu orang.Dalam aksinya di depan Istana Merdeka, demonstran mengusung spanduk dan poster bertuliskan tuntutan penyelesaian kasus Munir, serta sebuah foto besar wajah Munir.Happening art juga digelar. Para demonstran menggambarkan Polly yang saat ini menjadi terdakwa merupakan kambing hitam semata, sementara masih banyak pelaku-pelaku lainnya yang tidak diadili.Ada enam laki-laki yang tubuhnya dilumuri lumpur dengan melakukan gerakan-gerakan tarian sambil berteriak-teriak demokrasi dan mengapa secara berulang-ulang.Aksi mereka kemudian dilanjutkan dengan berbagai orasi-orasi. Setelah sekitar 15 menit berorasi, mereka bergabung dengan kelompok massa petani dan buruh yang telah lebih dulu berunjuk rasa di depan Istana Merdeka. Mereka kemudian melakukan orasi bersama di atas sebuah panggung.Usai melakukan orasi bersama selama 30 menit, sekitar pukul 13.30 WIB, para demonstran bergerak ke Mabes Polri untuk melakukan aksi yang sama. Rencananya, aksi yang digelar perwakilan Kontras, LBH, Imparsial, Walhi, Masyarakat TPST Bojong, Korban Penggusuran Kotabumi, Korban Tanjung Priok, dan Masyarakat Petani Batang dan Pekalongan ini akan berakhir pukul 16.00 WIB. (bal/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads