Ahli Gizi: 4 Sehat 5 Sempurna Tak Perlu Dikonsumsi Sekaligus
Kamis, 08 Des 2005 15:30 WIB

Jakarta - Teori 4 sehat 5 sempurna selama ini telah salah kaprah. Masyarakat memahami konsep itu sebagai harus mengonsumsi komponen 4 sehat 5 sempurna sekaligus setiap sesi makan. Menurut ahli gizi, aplikasi 4 sehat 5 sempurna yang bagus yakni mengonsumsinya dengan cara bertahap. Seperti apa?Menurut ahli gizi yang terkenal dengan resep food combining-nya, Andang Gunawan, teori makan 4 sehat 5 sempurna sekaligus setiap sesi makan telah ketinggalan zaman. Yang benar, konsumsi 4 sehat 5 sempurna harus mengikuti irama tubuh yakni memperhatikan pencernaan."Tubuh kita ini kan ada ritme. Dalam pola makan itu yang penting bukan memasukkan 4 sehat 5 sempurnanya, tapi pencernaannya. Oke kita memasukkan 4 sehat 5 sempurna, tapi dicerna nggak oleh tubuh kita?" kata Andang saat berbincang dengan detikcom, Kamis (8/12/2005). Maka itu, menurut Pimpinan Redaksi Majalah Kesehatan Nirmala itu, makan yang baik adalah makan yang memperhatikan ritme pencernaan tubuh. Pada pagi hari, sekitar pukul 04.00-12.00 WIB, tubuh dalam siklus pembuangan. Siang hari, pukul 12.00-20.00 WIB merupakan siklus pencernaan. Sementara malam hari atau sekitar pukul 20.00-04.00 WIB merupakan siklus penyerapan.Masih agak susah dipahami? Praktek konkretnya seperti apa? Gampangnya, pada pagi hari karena merupakan siklus pembuangan, tubuh tidak boleh diisi dengan makanan yang berat-berat karena akan menghabiskan energi dan belum bisa dicerna."Pagi hari paling bagus kita makan buah-buahan. Karena pagi merupakan fase pembuangan, kita harus makan makanan yang menambah energi dan membantu pembuangan. Aspek itu ada pada buah-buahan," jelas Andang.Andang meyakinkan meski hanya mengonsumsi buah pada pagi hari, tubuh tidak akan kekurangan energi. "Buah itu melakukan pembakaran sendiri, jadi kita tidak akan kekurangan energi," tandasnya. Selanjutnya pada siang dan malam? Menurut Andang, siang hingga sekitar pukul 20.00 WIB malam, orang boleh menyantap 4 sehat minus buah. Karena buah sudah dikonsumsi pada pagi harinya. "Siang dan malam itu merupakan fase pencernaan, jadi kita bisa mengonsumsi makanan berat," jelasnya.Untuk lauk pauk yang berupa daging atau ikan, menurut ahli gizi itu, cukup dikonsumsi sekali makan saja baik siang hari saja atau malam hari saja. Sehari, satu kali saja mengonsumsi daging sudah mencukupi kebutuhan gizi. Anak Kecil dan KuliApakah konsep makan food combining cocok bagi anak kecil terutama balita yang dalam taraf tumbuh kembang? Andang menjawabnya ya. Andang memberikan contoh banyaknya obesitas dan autis pada anak sebagai akibat pola makan yang salah. Dalam pandangan masyarakat selama ini, balita mendapat makan besar 3 kali sehari, minum susu dan makanan tambahan. "Coba bayangkan, anak kecil sudah makan tiga kali masih dipaksa minum susu dan makanan tambahan, apa lambungnya kuat? Yang ada mereka muntah. Kalau pun tidak yang terjadi obesitas. Itulah yang kini banyak muncul di perkotaan," jelas perempuan cantik itu.Bagaimana dengan kuli? Apakah gaya makan ala food combining yang hanya sarapan buah cocok bagi mereka? Andang menyatakan, pola makan food combining bukan untuk diterapkan pada kuli. Bagi kuli, menerapkan food combining saja susah, apalagi mengikuti pola makan 4 sehat 5 sempurna selama ini. "Nggak bisa dipukul rata. Bagi kelompok kuli itu kan mikirnya besok bisa makan atau tidak. Mereka sudah bisa makan saja bagus. Justru itu kelompok yang menerapkan food combining bisa menyumbangkan sisa makannya pada mereka (kuli)," kata Andang. Foto: Andang Gunawan (Repro Majalah Nirmala)
(iy/)