Masjid Istiqlal tidak menggelar salat Jumat dalam dua pekan ke depan guna mencegah penyebaran virus Corona (COVID-19). Jemaah diimbau untuk memperbanyak doa dan salat-salat sunah.
"Tentu kita juga harus berdoa dan bagi para laki-laki yang tidak salat Jumat hari ini, sangat dianjurkan untuk memperbanyak ibadahnya di rumah masing-masing, mungkin bisa mengaji, bisa berdoa lebih banyak, berwirid, salat-salat sunah dan berdoa. Insyaallah, Allah Maha Mengerti dan tahu tentang kondisi kita," kata Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, dalam konferensi pers yang disiarkan dalam laman YouTube BNPB, Jumat (20/3/2020).
Nasaruddin sendiri sudah menganalisa dalil dalam fatwa MUI tentang pelaksanaan ibadah di tengah wabah Corona. Menurut dia, dalil yang digunakan MUI itu sudah tepat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya pribadi sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal, saya sudah menganalisis secara mendalam, dasar-dasar atau dalil-dalil yang digunakan MUI pusat itu sudah sangat tepat. Oleh karena itu, bagi kita umat beragama, tidak ada cara lain yang kita lakukan kecuali mengikuti ulama dan umara kita. Tidak mungkin kedua institusi akan memberikan suatu fatwa yang tidak berjalan dengan keadaan di masyarakat kita," ujar dia.
Nasaruddin mengatakan salat Jumat di Istiqlal ditiadakan setelah ada imbauan dari Presiden Joko Widodo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Virus Corona yang kian mewabah menyebabkan situasi darurat sehingga salat berjemaah diimbau ditunda.
"Ditambah lagi setelah kami komunikasi dengan imam-imam besar di sejumlah negara Islam yang juga melakukan hal yang sama, maka barulah kami menetapkan bahwa hari ini untuk 2 Jumat yang akan datang, Masjid Istiqlal itu kita tidak menggunakannya untuk salat Jumat," ujar dia.