Jakarta -
Kasus positif Corona di Indonesia terus bertambah. Data terakhir menunjukkan, ada sebanyak 309 orang yang terkonfirmasi positif terjangkit virus Corona. Angka itu, bertambah 82 kasus dari hari sebelumnya yang berjumlah 227 orang.
Kondisi ini membuat pemerintah bergerak cepat untuk mengerem jumlah pasien penderita Corona. Salah satu caranya adalah dengan melakukan tes massal cepat alias rapid test.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para menteri dan Gugus Tugas COVID-19 segera melakukan rapid test virus Corona. Jokowi ingin tes cepat untuk mendeteksi virus Corona dengan cakupan lebih besar dilakukan secepatnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kedua, segera lakukan rapid test, tes cepat dengan cakupan lebih besar agar deteksi dini kemungkinan indikasi awal seseorang terpapar COVID-19 bisa dilakukan," kata Jokowi kemarin dalam ratas yang disiarkan langsung lewat akun YouTube Sekretariat Presiden.
Jokowi minta alat rapid test ini diperbanyak. Rapid test merupakan tes massal yang menggunakan spesimen darah untuk mendeteksi virus Corona.
Gayung bersambut, Kementerian BUMN menyebutkan alat rapid test segera didatangkan dari China mulai kemarin. Alat ini didatangakan oleh BUMN PT RNI dan telah mendapatkan restu dari Kementerian Kesehatan.
"Rapid test sudah bisa masuk. Mulai hari ini masuk. Sudah disetujui," katanya Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga dalam teleconference, Kamis (19/3/2020).
Arya mengaku tak tahu jumlah alat tes yang masuk. Yang pasti, kata dia, alat itu akan masuk secara bertahap.
Dia menuturkan, alat tersebut akan disalurkan ke rumah sakit-rumah sakit rujukan pemerintah.
"Penyaluran akan dikirimkan ke rumah sakit-rumah sakit rujukan," tambahnya.
Arya sebelumnya menyatakan, alat ini merupakan alat pemeriksaan awal untuk mendeteksi virus corona. Menurutnya, alat ini bisa bekerja dengan cepat dari 15 menit hingga 3 jam. Dia juga menuturkan, rapid test yang akan didatangkan mencapai 500 ribu buah.
Sementara itu, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Letjen Doni Monardo mengatakan, rapid test akan diprioritaskan untuk meeeka yang pernah kontak dengan pasien positif Corona.
"Siapa saja targetnya? Tentunya targetnya adalah masyarakat secara luas, terutama mereka yang secara fisik telah mengalami kontak dengan pasien positif. Tentunya ini menjadi prioritas utama. Kalau seluruh masyarakat harus mendapat rapid test ini, mungkin akan sangat sulit," ujar Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Letjen Doni Monardo seusai rapat terbatas dengan Presiden Jokowi, Kamis (19/3/2020).
Juru bicara pemerintah terkait penanganan Corona, dr Achmad Yurianto mengatakan, rapid test ini selanjutnya akan dikonfirmasi dengan tes Polymerase Chain Reaction PCR). Tes PCR diterapkan kepada calon pasien yang memiliki gejala sakit sedang karena memiliki sensitivitas lebih tinggi.
"Sudah barang tentu di dalam self-monitoring atau pada saat rapid test massal ini kita temukan kasus positif, disertai gejala-gejala moderat, gejala-gejala sakit yang sedang, maka harus tetap dilakukan konfirmasi dengan menggunakan pemeriksaan PCR. Karena ini menjadi penting, PCR memiliki sensitivitas yang jauh lebih tinggi dibanding pemeriksaan rapid," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto, di Graha BNPB, Jakarta Timur, Kamis (19/3/2020).
Rapid test massal dilakukan untuk meyakinkan seseorang terinfeksi virus Corona atau tidak. Bila terkonfirmasi terjangkit Corona, pasien akan dirawat di rumah sakit.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini