Sejumlah perguruan tinggi dan sekolah di Kota Medan diliburkan demi mencegah penyebaran virus Corona (COVID-19). Kebijakan tersebut pun berpengaruh pada pendapatan sopir angkot hingga tukang becak di Medan.
"Terasa kalilah. Nggak ada sewa (penumpang). Kalau menurut saya, hampir 50 persen berkurangnya. Biasanya memang anak sekolah yang jadi penumpang. Sekarang tidak ada lagi," kata sopir angkot, Apin, di Terminal Amplas, Medan, Rabu (18/3/2020).
Apin mengaku biasanya dari pagi hingga siang bisa mendapat Rp 100-150 ribu. Namun, setelah sekolah diliburkan, dirinya baru mendapat uang Rp 70 ribu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya, macam mana mau bilang lagi. Mau nggak mau yang harus diterima," ujar Apin.
Sopir lainnya, Sukirman, mengaku penumpang sangat sepi. Dia mengatakan pendapatannya berkurang drastis.
"Berdampak kali. Ini baru dapat Rp 50 ribu, biasanya setengah hari udah sampai Rp 100 ribu," ujar Sukirman.
Para tukang becak motor, Rizal dan Tobing, pun mengeluhkan hal yang sama. Mereka mengaku terkena imbas kebijakan peniadaan belajar tatap muka di sekolah.
"Ada imbasnya. Biasa kita nunggu anak-anak pulang sekolah dapat sewa. Tapi ini sepi. Berkuranglah kita lihatnya," sebut Tobing.
Namun pengemudi ojek online, Azir, mengatakan belum ada perubahan jumlah orderan ojol-nya. "Belum ada perubahan. Ini menurut saya iya. Tapi menurut lainnya saya kurang tahu," sebut Azir.
Sebelumnya, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menginstruksikan sekolah libur demi mencegah penyebaran Corona. Selain itu, sejumlah kampus di Medan menerapkan e-learning demi mencegah Corona.
Wali Kota FX Rudy Pimpin Penyemprotan Disinfektan di SMPN 25 Solo: