Sorotan terkait kesiapan rumah sakit dan tenaga medis di Indonesia mengemuka seiring dengan terus melonjaknya kasus positif virus Corona (COVID-19). Jumlah kasus positif Corona bahkan diprediksi melonjak tajam dalam dua pekan ke depan.
"Pertama, dari awal kita sudah prediksi kasus terkonfirmasi ini akan naik terus bahkan dalam dua minggu ini akan menyentuh angka hampir 500, prediksi. Dalam dua minggu ini bisa 500 bahkan bisa lebih. Kalau lebih 500 mendekati 1.000 saya pikir pertimbangan lockdown atau istilahnya itu menjadi pertimbangan besar, karena memang kapasitas pelayanan kita secara fasilitas kesehatan itu tidak mampu memprediksi banyaknya orang dalam pemantauan dan juga pasien dalam pengawasan," kata Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia dan Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia Hermawan Saputra kepada wartawan, Selasa (17/3/2020).
Hermawan mengatakan kasus virus Corona ini layaknya fenomena gunung es. Menurut dia, jumlah orang yang berada dalam pengawasan di lapangan menjadi lebih banyak mengingat jumlah kasus positif yang terus bertambah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena itu, dia mendorong pemerintah untuk melakukan pemeriksaan Corona di setiap daerah. Kapasitas rumah sakit di daerah diminta ditingkatkan untuk mengurangi beban nasional.
"Nah ini memang yang menjadi kekhawatiran kita di tengah pemerintah yang tidak juga mendesentralisasikan pemeriksaan lab ini padahal sebenarnya kalau pemerintah bisa menaikkan kapasitas kesiapsiagaan rumah sakit di regional, di wilayah Indonesia akan memperingan beban kalau terjadi nanti pandemi secara nasional," ujar dia.
Pernyataan hampir senada disampaikan Wakil Ketua Umum Pengurus Besar IDI Mohammad Adib Khumaidi. Adib mengatakan fasilitas kesehatan di tiap level memang harus diperbanyak untuk mengantisipasi lonjakan kasus positif Corona.
"Cuman ada special treatment ini yang harus dipahami juga, special treatment untuk coronavirus karena memang kita membutuhkan isolasi, ruangan yang artinya dia tidak bisa kemudian dirawat di ruangan yang bisa berkumpul dengan pasien-pasien lain jadi dia memang harus ada ruangan isolasi khusus, dan jika memang itu perlu, perlu ada standar yang berbeda dibandingkan perawatan-perawatan kasus outbreak yang lain," kata Adib saat dihubungi terpisah.
Pemerintah: Akan Terjadi Penambahan Pasien Cukup Signifikan Nantinya:
Adib mengatakan pemerintah saat ini harus mulai menghitung daya tampung seluruh rumah sakit di setiap daerah. Jangan sampai, kata Adib, rumah sakit merawat pasien Corona tidak sesuai standar penanganan.
"Kita harus berapa jumlah yang pasien kasus yang bisa dirawat atau kewilayahan contoh misalnya Jakarta. Jakarta dengan rumah sakit-rumah sakit rujukan itu berapa bisa menampung karena jangan sampai nanti rumah sakit dipaksa merawat dengan jumlah banyak tapi perawatannya tidak standar karena sarana prasarana tidak mendukung," ujar dia.
Selain itu, Adib mengatakan pemerintah juga harus membangun rumah sakit yang memang khusus menangani kasus Corona. Rumah sakit ini disarankan ada di setiap daerah.
"Harus disiapkan juga rumah sakit yang memang khusus untuk merawat COVID-19 ini yang harus disiapkan di setiap wilayah. Kalau usul kami kita dorong setiap wilayah punya rumah sakit-rumah sakit khusus untuk mempersiapkan jika memang ada lonjakan kasus ada outbreak ini semakin banyak," ujar dia.
Prediksi mengenai bakal ada penambahan kasus Corona ini sebelumnya disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto. Yuri menyebut ada berbagai alasan berkaitan dengan prediksinya itu.
"Ini disebabkan karena satu, contact tracing aktif kita laksanakan; kemudian kedua, edukasi kepada masyarakat semakin gencar dilakukan sehingga masyarakat pun sudah mulai menyadari bahwa mereka pun juga harus waspada, beberapa kemudian yang merasa memiliki kontak dekat dengan kasus positif yang sudah kita nyatakan melaksanakan konsultasi kepada dokter di berbagai rumah sakit," kata Yuri dalam konferensi pers yang disiarkan langsung melalui akun YouTube, Selasa (17/3).
Yuri sebelumnya menyebutkan saat ini ada 172 kasus positif COVID-19 di Indonesia. Sementara pasien yang meninggal dunia berjumlah 7 orang.