Poin-poin Penjelasan Terbaru Kemenkes Soal Penanganan Corona

Round-Up

Poin-poin Penjelasan Terbaru Kemenkes Soal Penanganan Corona

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 17 Mar 2020 06:28 WIB
Juru bicara pemerintah untuk penanganan wabah virus Corona, Achmad Yurianto.
Foto: Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Wabag Corona Achmad Yurianto (dok. Setkab)
Jakarta -

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan informasi terbaru penanganan virus Corona COVID-19. Apa saja perkembangan yang disampaikan?

Yuri mulai menyampaikan soal data korban hingga siang tadi, metode isolasi mandiri pasien positif corona hingga sebaran virus Corona di sejumlah provinsi di Tanah Air. Hal itu disampaikan oleh Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Corona, Achmad Yurianto di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, pada Senin (16/3/2020).

Berikut update dari Kemenkes:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Positif Corona Bisa Isolasi di Rumah

Yuri mengatakan, kasus positif virus Corona saat ini tak harus menjalani isolasi di rumah sakit. Dia mengatakan, apabila ada pasien positif corona tanpa gejala, akan diisolasi di rumah secara mandiri.

ADVERTISEMENT

"Sudah barang tentu tracing semakin masif, semakin gencar, maka kasus positif yang kita temukan semakin meningkat. Tapi sekarang tak berarti bahwa kasus positif harus diisolasi di rumah sakit. Ada beberapa kasus positif tanpa gejala yang akan kita karantina, diisolasi di rumahnya secara mandiri," kata Yurianto.

Pria yang juga menjabat sebagai Dirjen P2P Kementerian Kesehatan ini mengatakan, pedoman isolasi mandiri pasien di rumah sudah diunggah di situs resmi Kementerian Kesehatan. Dia menyebut di situs itu juga disampaikan informasi terkait jumlah pasien dalam pengawasan hingga dalam pemantauan.

"Pedoman bagaimana isolasi diri, bagaimana karantina diri sudah dibuat Kemenkes dan sudah diunggah di web Kemenkes," paparnya.

Untuk saat ini, pemerintah akan secara masif melakukan tracing selain di Jakarta. Dia mengatakan, tracing yang dilakukan pemerintah tak lagi mengenal batas.

Corona Vs Deterjen

Yuri meminta masyarakat selalu menjaga kebersihan. Yuri menyebut virus Corona amat rapuh terhadap deterjen.

Hal tersebut disampaikan Yuri terkait imbauannya kepada pihak-pihak yang hendak melakukan pemeriksaan. Menurut Yuri, yang pertama kali seseorang lakukan jika takut terkena virus Corona ialah mengisolasi diri sendiri.

"Sebelum kita lakukan pemeriksaan secara definitif, secara pasti lakukan self-isolated segera di rumah gunakan masker yang proper, upayakan ada social distance jarak setidak-tidaknya semeter lah. Kenapa semeter? Karena kita tahu kemungkinan droplet yang keluar itu sekitar semeter sehingga kita bisa menjaga keluarga," kata Yuri.

Yuri mengimbau orang yang menduga dirinya kena Corona untuk memakai barang-barang sendiri, tidak campur dengan keluarga, termasuk alat makan. Alat makan itu harus dicuci dengan sabun karena menurutnya deterjen bisa menghancurkan bungkus dari virus Corona.

"Kalau tidur sendiri dulu, yang paling penting tidak berbagi penggunaan alat makan minum. Pakai alat makan minum yang terpisah, bukan berarti sekali pakai buang, tidak," jelas Yuri.

"Tapi yakinkan selesai dipakai langsung dicuci dengan sabun karena kita tahu virus ini bungkusnya, envelope-nya, sangat rapuh jika terkena deterjen. Dia akan gampang pecah. Kalau pecah maka virusnya akan mati. Ini yang penting. Deterjen apapun," sebut Yuri.

Yuri meminta masyarakat menjalankan imbauannya tersebut. Masyarakat juga diminta melakukan self monitor terhadap keluhan-keluhan yang muncul.

Status Corona Pegawai Telkom

Yuri mengatakan perubahan status seorang pasien dari negatif ke positif Corona, tak hanya dialami pegawai Telkom yang meninggal di Rumah Sakit Dr Hafidz (RSDH) Cianjur, Jawa Barat (Jabar). Yuri mengatakan hal itu juga dialami pasien di Vietnam.

"Dari spesimen terakhir sebelum dia meninggal, ternyata hasilnya positif. Kalau kita mencoba lihat pasien yang di Vietnam itu sampai 7 kali diperiksa, baru yang ketujuhnya itu positif (terjangkit virus Corona COVID-19)," ujar Yuri

Yuri menjelaskan pemeriksaan virus Corona COVID-19 ini bersifat serial. Yuri menekankan pemeriksaan tak bisa dilakukan hanya sekali.

Dia kemudian menerangkan jika hasil pemeriksaan Corona seseorang negatif, bisa jadi kemungkinan virus tak terlalu banyak. "Ini sesuatu yang berjalan, tidak semua orang begitu diperiksa langsung positif. Yang sering terjadi adalah negatif, tetapi kok gejala virusnya masih, periksa lagi, serial, baru ketemu positif. Nggak bisa sekali diperiksa. Ini pemeriksaan serial," jelas Yuri.

Wartawan Jangan Panik

Yurianto meminta wartawan yang pernah kontak dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi tak terburu-buru memeriksakan diri ke rumah sakit. Dia mengimbau para wartawan tak panik.

"Saya menegaskan sekali lagi betul itu harus dilakukan, tetapi tidak kemudian dengan cara yang terburu-buru sehingga kemudian ramai-ramai datang ke rumah sakit sampai rumah sakitnya sendiri bingung," kata Yuri.

Dia berharap para awak media yang tidak memiliki keluhan atau keluhannya masih minim tetap tenang. Dia memahami ketakutan terkena virus Corona. Namun, Yuri menekankan, rumah sakit akan tetap melayani, tanpa harus terburu-buru.

"Ini yang saya harap, padahal kondisinya tidak ada keluhan ataupun kalau ada keluhan masih minimal sehingga saya sarankan tidak perlu panik seperti itu. Pasti dilayani. Kami memaklumi ketakutan, kami memaklumi betul ketakutan, kami tahu, betapa khawatirnya manakala dia sakit," ujarnya.

Sebelumnya, beberapa wartawan yang sempat melakukan kontak dengan Budi Karya mendatangi RSUP Persahabatan. Mereka sudah mengisi form tapi tidak mendapat kejelasan untuk melakukan pemeriksaan.

Sekitar 25 wartawan yang hadir menjalani pemeriksaan diminta mengisi formulir di Instalasi Gawat Darurat (IGD).

Tenaga Medis Meninggal

Yuri mengatakan ada petugas medis yang terpapar virus Corona dan meninggal dunia. Yuri menyampaikan keprihatinan.

"Ada tenaga kesehatan kita yang terpapar dan kemudian sampai meninggal. Kita berprihatin juga," kata Yuri.

Yuri menuturkan setiap tenaga medis seharusnya sangat sadar akan risiko bekerja di rumah sakit infeksi.

"Tapi bekerja di dunia kesehatan, apalagi rumah sakit, apalagi ini rumah sakit infeksi, maka kita harus sadar betul risiko itu ada. Makanya SOP perlindungan diri mutlak harus dilakukan," ujar Yuri.

Terhadap lingkungan tenaga medis yang meninggal, Yuri menjelaskan pihaknya telah melakukan tracing. Penelusuran juga bertujuan mengetahui apakah si petugas medis tertular virus Corona lantaran berinteraksi dengan pasien atau dengan pihak luar.

17 Kasus Baru

Kemenkes menyebut per hari ini ada 17 kasus baru yang terkonfirmasi positif Corona.

"Ada tambahan kasus, sebanyak 17 kasus confirmed positif yang baru," ujar Yuri.

Yuri tidak seperti biasa menjelaskan data diri pasien. Dia hanya menyebut pasien itu berasal dari daerah mana saja.

Berikut ini data 17 pasien yang terkonfirmasi positif hari ini:

1. Provinsi Jawa Barat (1 kasus)
2. Provinsi Banten (1 kasus)
3. Provinsi Jawa Tengah (1 kasus)
4. Provinsi DKI Jakarta (14 kasus).

Sebaran Corona COVID-19 di 8 Provinsi

Total sejauh ini pasien positif COVID-19 berada di setidaknya 8 provinsi.

Melalui akun Twitter resmi @KemenkesRI, disebutkan informasi terbaru mengenai COVID-19. Untuk sebaran COVID-19, disebutkan berada di DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Bali, dan DI Yogyakarta.

"Untuk persebaran #COVID19 yakni Jakarta, Jawa Barat (Kab.Bekasi, Depok, Cirebon, Purwakarta, Bandung), Banten (Kab. Tangerang, Kota Tangerang, Tangerang Selatan), Jawa Tengah (Solo), Kalimantan Barat (Pontianak), Sulawesi Utara (Manado), Bali & Yogyakarta," cuit @KemenkesRI, Senin (16/3/2020).

"Update per tanggal 15 Maret 2020 terjadi penambahan kasus baru sebanyak 21 orang. Dengan demikian, jumlah total positif #COVID19 di Indonesia menjadi 117 orang dengan 8 sembuh dan 5 meninggal," tulisnya.

Selain itu, disebutkan informasi per 15 Maret 2020 mengenai 21 kasus baru pasien positif COVID-19. Dengan penambahan itu, total ada 117 kasus pasien positif COVID-19 di dalam negeri.

"Dua puluh satu kasus tersebut yakni 19 kasus di Jakarta dan 2 kasus di Jawa Tengah. Kasus di Jakarta merupakan hasil pengembangan contact tracing dari kasus sebelumnya," imbuhnya.

Ojol Positif Corona Kabur Hoax!

Di media sosial dan aplikasi perpesanan WhatsApp, beredar informasi liar mengenai kaburnya salah satu pasien positifCOVID-19.

Kabar liar itu menyebutkan pasien kabur ini adalah salah satu driver ojek online dan kini tengah berkeliaran di Jakarta.

Dalam poster yang beredar luas itu, driver ojekonline atau ojol yang disebut-sebut pasien positif COVID-19 itu kabur dari salah satu rumah sakit rujukan kasus Corona. Informasi liar itu menyertakan wajah orang yang disebut-sebut driver ojol dan surat yang mengatasnamakan Kemenkes RI.

Surat itu mencatut nama Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Achmad Yurianto, yang juga juru bicara pemerintah terkait penanganan wabah Corona. Achmad Yurianto menjawab isu liar ini.

"Siapa yang bisa mempertanggungjawabkan berita ini?" sebut Yuri, sapaan Yurianto, saat dikonfirmasi, Senin (16/3/2020).

Yuri menegaskan informasi liar itu hoax. Dia meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menindaklanjutinya.

"Hoax. Saya minta Kominfo menelusuri," tegas Yuri.

Halaman 2 dari 5
(aan/aud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads