Penyebar Minta Maaf, Begini Awal Mula Hoax soal 'Lockdown Kokas'

Penyebar Minta Maaf, Begini Awal Mula Hoax soal 'Lockdown Kokas'

Zulfi Suhendra - detikNews
Jumat, 13 Mar 2020 17:50 WIB
Cerita Pengunjung Mal Kokas saat Listrik Padam Massal
Ilustrasi Mal Kokas (Ahmad Bil Wahid/detikcom)
Jakarta -

Info soal Mal Kota Kasablanka dan Office 88 akan di-lockdown karena Corona dipastikan hoax alias bohong. Penyebar info tersebut meminta maaf. Begini kronologi penyebaran berita hoax itu.

Lewat surat yang didapatkan detikcom dari Presiden Direktur Pakuwon Jati, Stefanus Ridwan, selaku pengelola mal dan gedung tersebut, seorang wanita meminta maaf karena sudah mencuit hal yang membuat khawatir masyarakat lewat akun media sosialnya.


Stefanus Ridwan mengatakan awalnya wanita itu lewat Twitter-nya mengaku mendengar info di antara Mal Kokas dan Office 88 ada suspect Corona. Gedung itu, katanya, disterilkan.

"Berat rasanya ketika harus balik kantor dissertai dengan mendengar berita kalau di kokas antara gedung 88 atau gedung pruden ada yang suspect Corona, jadi disterilkan. Yha otw mencet lift pake sikut :)," begitu bunyi twit yang ditulis kemarin dan sekarang sudah dihapus itu.


Wanita tersebut kemudian memberikan klarifikasi berikut permintaan maaf lewat sebuah surat pada hari ini, Jumat (13/3). Lewat surat itu, dia meminta maaf kepada manajemen gedung 88 Kota Kasablanka atas status Twitter dirinya soal informasi suspect Corona di Gedung 88 atau Gedung Prudensial.

"Bahwasanya informasi yang saya sampaikan tersebut tidak benar. Postingan tersebut dilatarbelakangi oleh kecemasan pribadi saya terhadap kasus Corona yang terjadi di Indonesia, tanpa bermaksud untuk menyudutkan atau merugikan pihak lain," tuturnya.

"Atas nama pribadi saya mengajukan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada manajemen Gedung 88, Mal Kota Kasablanka, dan Prudential Tower atas postingan saya yang sudah menimbulkan keresahan untuk beberapa pihak," tulisnya.


Info itu, kata Stefanus Ridwan, langsung viral dan diteruskan oleh orang lain. Informasi lockdown juga, menurutnya, hasil modifikasi orang lain dan menyebarkannya.

"Tapi asalnya dari dia, terus orang nambahin soal lockdown, padahal Jakarta belum menerapkan lockdown," tuturnya.

Stefanus Ridwan mengatakan sterilisasi dengan menyemprotkan disinfektan adalah langkah preventif yang diminta tenant (penyewa) kantor di gedung tersebut. Hal ini tak ada kaitannya dengan adanya kasus COVID-19.

"Isu tersebut ada karena tenant tersebut ingin melakukan pencegahan dengan penyemprotan disinfectant. Namun telah diklarifikasi ke perusahaan tersebut bahwa tidak ada yang terkena COVID-19," demikian keterangan manajemen Office 88 yang disampaikan Stefanus Ridwan.

Halaman 2 dari 2
(zlf/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads