Satu pasien positif virus Corona di Indonesia meninggal dunia. Wakil Ketua MPR RI Zulkifli Hasan (Zulhas) menilai pemerintah awalnya terlalu percaya diri Indonesia bebas Corona.
"Ya tentu awalnya memang kita mungkin terlalu percaya diri. Publik tidak dari awal diedukasi dengan baik. Sekarang tiba-tiba menjadi banyak (positif). Itu tentu kalau sudah begini apa pun ini masalah kita, dunia," kata Zulhas di kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (11/3/2020).
Zulhas juga membahas soal penilaian negara lain soal penanganan Corona di Indonesia. Contohnya Australia yang menyebut Indonesia mempunyai keterbatasan dalam mendeteksi virus Corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tadi saya bilang karena seluruh dunia kan terdampak ya, kita mengatakan tidak. Tentu dengan pendapat dari WHO, dari negara-negara lain kan menjadi simpang siur, ya," ucap Zulhas.
"Kemudian ditemukan banyak, tentu publik menjadi bertanya-tanya. Itu akan menimbulkan distrust. Itu kan sudah terjadi," imbuhnya.
Zulhas juga menilai upaya pemerintah Indonesia dalam mensosialisasikan virus Corona juga tidak maksimal. Salah satu contohnya, menurut Zulhas, yakni soal panic buying.
"Kemudian orang memborong makanan. Itu juga kan sebetulnya dampak dari ketidakpahaman. Dapat info obatnya itu empon-empon, jahe. Jahe tadi Rp 20 ribu sekarang jadi Rp 70 ribu," sebutnya.
"Ini yang mesti pemerintah segera memberikan edukasi, transparan, apa adanya. Apa yang harus dilakukan oleh kita masyarakat. Agar tidak ada distrust dan melakukan langkah-langkah yang tidak tepat dan menimbulkan kerusakan yang tidak perlu," ujar Zulhas menambahkan.
Diberitakan sebelumnya, pemerintah Indonesia mengumumkan kasus pasien Corona meninggal dunia pertama. Pasien itu merupakan warga negara asing (WNA).
"Pasien ini adalah seorang perempuan usia 53 tahun dan dia adalah WNA," kata Achmad Yurianto, juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (11/3).