Viral video siswi SMK di Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara (Sulut), yang digerayangi ramai-ramai di sekolah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meminta pihak sekolah dan Dinas Pendidikan setempat bersikap tegas.
"Ya kita prihatin untuk kasus semacam itu. Sebaiknya sekolah itu betul-betul tegas ya. Misalnya ada peserta didik yang melakukan hal-hal yang tidak terpuji itu ya. Musti tegas," kata Plt Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kemendikbud Ade Erlangga di Kemendikbud, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (10/3/2020).
Ade juga meminta dinas pendidikan setempat tegas dalam menindak kejadian seperti itu. Dia mengatakan dinas harus memiliki gugus tugas untuk menghadapi kejadian kekerasan atau penyimpangan di sekolah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lalu kemudian dinas harus melakukan langkah-langkah yang tegas agar sekolah itu segera dibuat namanya gugus tugas untuk kalau terjadi kekerasan atau penyimpangan-penyimpangan di sekolah," ucap Ade.
Ade pun mengatakan Kemendikdbud akan meminta pemerintah daerah mengimplementasikan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nomor 82 Tahun 2015. Menurutnya, melalui peraturan tersebut, guru dapat mencegah kejadian seperti itu.
"Kita tekankan lagi kepada pemerintah daerah agar setiap sekolah punya hal-hal yang detail yang bisa mengimplementasikan Permendikbud 82 itu. Jadi jangan lagi kemudian guru nggak bisa mendeteksi perilaku karakter anak lalu kemudian juga anak-anak betul-betul menerapkan berbagai macam aturan-aturan yang ada," kata Ade.
Sebelumnya diberitakan, video yang viral itu berdurasi 26 detik. Dalam video yang tampak di dalam kelas itu, terlihat seseorang yang mengenakan seragam putih-abu-abu dipegangi kaki dan tangannya oleh sejumlah orang. Organ intim si siswi dipegang-pegang, baik oleh pria maupun wanita yang memegangi kaki dan tangan si siswi.
Sementara itu, polisi telah mengamankan enam pelajar yang diduga menjadi pelaku pelecehan seksual, termasuk korbannya, di Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara (Sulut). Kepada polisi, kelima pelajar mengaku hanya iseng ramai-ramai menggerayangi temannya itu.
"Sedang diperiksa dugaan perlakuan bully kepada salah seorang temannya. Dari hasil pemeriksaan awal yang kami lakukan, kejadian di video tersebut dibuat sebagai bahan candaan atau iseng, tanpa maksud apa pun sambil menunggu guru di kelas," kata Kabid Humas Polda Sulut Kombes Jules Abaraham Abast kepada detikcom, Selasa (10/3).