Kota Bekasi hari ini merayakan hari jadinya yang ke-23. Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi merayakan upacara untuk peringatan HUT Bekasi ini dengan berpakaian adat nusantara.
Pantauan detikcom, upacara peringatan HUT Kota Bekasi dilaksanakan di Alun-alun Kota Bekasi, Jalan Pramuka, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Selasa (10/3/2020) pukul 08.00 WIB. Upacara diikuti oleh pejabat daerah, kepolisian, TNI, ASN, hingga akademisi.
Tampak para peserta upacara mengenakan pakaian tradisional dari berbagai daerah. Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi juga terlihat mengenakan pakaian khas Betawi, sementara Wakil Wali Kota Bekasi mengenakan pakaian adat Jawa lengkap dengan blankon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, beberapa peserta juga mengenakan pakaian adat daerah mulai dari Batak, Minang, Bugis, Lampung, hingga Kalimantan Selatan. Sejumlah peserta lainnya tampak memadukan jas dengan penutup kepala khas daerah-daerah di Indonesia.
Rahmat Effendi mengatakan pakaian adat yang dikenakan para peserta upacara merupakan cerminan keberagaman suku dan bangsa Indonesia. Pria yang akrab disapa Pepen ini sengaja meminta peserta memakai pakaian adat untuk Pancasila.
![]() |
Simak juga video Frederika Cull Marah saat Pemprov Sumbar Tak Akui Kalista Iskandar:
"Denger nggak kemarin Kota Bekasi ingin membumikan Pancasila. Nah komitmen kami terhadap Pancasila itu bukan retorika sebagai ideologi negara tapi dibuktikan, lihat beliau (Tri Adhianto) karena kesukuan Jawa lahir di Jakarta, saya lahir di Jakarta, ada Jawa, ada Lampung ini," ujar Pepen.
Menurutnya, hal ini sebagai bentuk aplikasi pengamalan nilai-nilai Pancasila. Kota Bekasi, sebut Pepen, dapat menjadi contoh toleransi dan harmonisasi Republik Indonesia.
"Semoga ini (pakaian adat berbagai daerah diacara HUT kota) menjadi pilot project, prototype di Republik ini," ungkap Pepen.
Di sisi lain, ia juga ingin menghilangkan kesan protokoler yang dianggapnya kaku.
"Semua (pakaian adat ada), di mana mereka berasal kesukuannya, dipakai hari ini, kita menghilangkan sebuah protokoler yang kaku, protokoler yang menjadi kebiasaan, kita bangun dinamisasi ini dengan adat daerah," tandasnya.
![]() |