Salah satu perumahan di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, diserbu ulat bulu. Faktor cuaca disebut-sebut mempengaruhi ledakan populasi ulat bulu itu.
"(Faktor) cuaca, (ulat bulu) bisa meledak karena dari (cuaca) dingin ke panas," ujar Penyuluh Pertanian Lapangan Kecamatan Tambun Selatan, Endang Setiawati, kepada detikcom, Senin (9/3/2020).
Selain cuaca, faktor rantai makanan juga dinilai mempengaruhi perkembangan ulat bulu. Menurunnya predator pemangsa yang menurut mengakibatkan populasi ulat bulu meningkat drastis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bisa jadi karena musuh alami (predator) yang ada di sekitar lingkungan tersebut punah, terputus jadi rantai makanan, yang dari siklus seharusnya itu kan burung ya musuh alaminya (punah)," ujar Endang.
Endang mengatakan jenis ulat yang meneror pemukiman warga di Tambun Selatan itu ialah ulat grayak atau ulat tentara. Disebutkan belasan warga mengalami gatal-gatal karena ulat bulu tersebut.
"(Jumlah ulat bulu) 8.000 lebih," tuturnya.
Berbagai langkah antisipasi akan dilakukan pihak kecamatan dan dinas terkait. Salah satunya dengan menyemprotkan disinfektan agar membunuh hama-hama tersebut.
"Saking meledaknya (populasi ulat bulu) itu kita pakai gas decis karena ada yang masuk ke rumah warga," ungkap Endang.
Diketahui, ribuan ulat bulu menyerang salah satu perumahan di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Ulat tersebut bersarang di pohon.
Ulat-ulat itu telah meneror pemukiman warga sejak satu minggu yang lalu di salah satu perumahan di Desa Lambangsari, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Pusat 'sarang' ulat bulu itu berada di taman perumahan. Warna ulat itu tampak berwarna hitam. Ukuranya sekitar 5 sampai 10 cm.