Zulhas Temui Jokowi di Istana, Loyalis: Sahabat Baik Lama Tak Bersua

Zulhas Temui Jokowi di Istana, Loyalis: Sahabat Baik Lama Tak Bersua

Mochamad Zhacky - detikNews
Jumat, 06 Mar 2020 17:03 WIB
Wakil Ketua Komisi IV DPR Viva Yoga Mauladi
Foto: Politisi PAN Viva Yoga Mauladi (Ari Saputra/detikcom)
Jakarta -

Ketua Umum (Ketum) PAN terpilih Zulkifli Hasan bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan siang tadi. Apa yang dibahas dalam pertemuan tersebut?

"Maksud kedatangan Bang Zul adalah, pertama, kangen-kangenan. Sebagai sahabat yang baik karena sudah lama tak bersua. Sejak Pak Jokowi masih menjadi Wali Kota Solo, mereka berdua sudah lama saling mengenal," kata politikus PAN Viva Yoga Mauladi kepada wartawan, Jumat (6/3/2020).

Viva Yoga menyebut Zulhas juga berbicara perihal kondisi Indonesia saat ini. Menurut loyalis Zulhas itu, tidak ada pembicaraan perihal kepengurusan PAN periode 2020-2025 yang sebelumnya diminta Amien Rais tidak disahkan dulu oleh pemerintah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang kedua, berdiskusi tentang persoalan kondisi bangsa saat ini yang memerlukan solusi cepat dan tepat. Juga berdiskusi rencana revisi atas Undang-Undang tentang Pemilu," ungkap Viva Yoga.

ADVERTISEMENT

Simak juga video Keciduk Usai Ketemu Jokowi, Zulhas Ngacir!:

Sebelumnya, melalui sebuah video yang diunggah di media sosial, Amien menilai Kongres PAN ke-5 di Kendari seperti kongres para teroris. Sebab, sebut dia, ada ribuan personel polisi yang dikerahkan ke sana.

"Jadi ini dimulai dengan sebuah kerusakan. Dan yang saya lihat lagi, saudara-saudaraku, waktu itu suasana di kongres itu seperti seolah-olah kongres para teroris. 1.300 polisi dikerahkan, di halaman hotel, kemudian di lobby, di seluruh lorong lobby ada pagar betis. Bahkan juga ada beberapa ratus, barangkali, brimob kiriman dari Makassar," ujar Amien dalam video yang tersebar pada Rabu (26/2).

Bahkan, Amien juga meminta pemerintah tidak mensahkan dulu kepengurusan PAN 2020-2025. Ia menyebut Kongres PAN yang menetapkan Zulhas sebagai ketum dua periode itu memunculkan aib untuk demokrasi di Tanah Air.

"Jadi karena itu, saya minta pemerintah yang berwenang jangan dulu mengesahkan hasil Kongres Nasional PAN yang demikian gawat, maaf, memalukan. Membuat aib demokrasi. Maaf, maaf, maaf," pinta Amien.

Halaman 2 dari 2
(zak/aud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads