Antisipasi Corona, Pemkot Semarang Sediakan Konsultasi Dokter Online

Antisipasi Corona, Pemkot Semarang Sediakan Konsultasi Dokter Online

Akfa Nasrulhak - detikNews
Kamis, 05 Mar 2020 13:02 WIB
Pemkot Semarang
Foto: Pemkot Semarang
Jakarta -

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menegaskan pihaknya akan tetap mengupayakan agar kondisi wilayah yang dipimpinnya tetap kondusif terkait maraknya isu penyebaran virus corona (COVID-19). Salah satunya dengan menyediakan layanan konsultasi dokter gratis secara online.

Masyarakat di Ibu Kota Jawa Tengah dapat berkonsultasi dengan dokter yang ada di Dinas Kesehatan Kota Semarang melalui aplikasi pesan singkat baik WhatsApp, Telepon, atau aplikasi android. Caranya, cukup menghubungi Nomor Whatsapp 081-129-00-132 untuk langsung menanyakan terkait virus Corona.

Atau bila tidak memiliki aplikasi pesan singkat tersebut, masyarakat juga dapat menelepon nomor call center 1500-132 untuk berkonsultasi secara langsung. Tak hanya itu, aplikasi android 'Konter Semarang' pun dapat diunduh di Google Play Store. Menurut pria yang akrab disapa Hendi ini, tersedianya layanan tersebut dirasa penting agar masyarakat mendapatkan informasi yang tepat dan tidak panik dalam menghadapi isu penyebaran virus corona.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penyebaran virus ini memang relatif cepat, bermula dari kota Wuhan yang kemudian menyebar ke negara-negara lain. Kami Pemerintah Kota Semarang harus menstabilkan kondisi chaos ini," ujar Hendi dalam keterangan tertulis, Kamis (5/3/2020).

"Masyarakat harus tetap tenang, kewaspadaan wajib ditingkatkan tetapi jangan panik. Pemerintah dari pusat, provinsi, sampai kota berupaya mengantisipasi kekhawatiran yang ada di masyarakat," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Selain itu, Hendi juga meminta bantuan kepada ratusan guru di Kota Semarang untuk dapat ikut menyosialisasikan pola hidup sehat di masyarakat.

"Mari bergerak bersama mengingatkan masyarakat untuk menjaga pola hidup bersih dan sehat. Hindari kontak yang tidak perlu, rajin-rajin mencuci tangan setelah beraktivitas dan berinteraksi di luar," pesan Hendi.

Hendi meminta para guru untuk menyosialisasikan hal ini dalam setiap kesempatan. Jangan sampai warga panik, karena jika panik yang kemudian muncul bukanlah solusi melainkan kondisi kacau, seperti kemudian memborong masker berlebihan padahal belum tentu perlu.

"Jika demikian maka untung bagi sekelompok kecil dan rugi bagi masyarakat luas. Tidak ada masker tidak masalah sepanjang kita sehat," ucapnya.

Di sisi lain Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam menyebutkan ada beberapa cara pencegahan bisa dilakukan dengan sejumlah upaya.

"Misalnya tidak bersalaman, menghindari kontak fisik, cuci tangan pakai sabun, antiseptik atau alkohol setelah beraktivitas, serta tidak berinteraksi langsung dengan orang yang baru bepergian dari daerah endemis," tutur Hakam.

Diketahui, saat ini di Kota Semarang belum ditemukan adanya kasus pasien yang positif terinfeksi COVID-19. Meski begitu, Pemerintah Kota Semarang akan tetap meningkatkan kewaspadaan dengan secara masif menyosialisasikan dan memberikan edukasi kepada masyarakat terkait COVID-19 dan bagaimana penyebaran serta pencegahannya.

Selain itu, Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Kesehatan Kota Semarang juga telah berkoordinasi dengan pihak RSUP Dr.Kariadi yang menjadi satu-satunya rumah sakit di Kota Semarang untuk melakukan penanganan jika ada pasien yang dicurigai terjangkit COVID-19.

(akn/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads