SBY: Tirulah Harry Potter

Yogyakarta - SBY memang presiden gaul. Meski sibuk mengurusi negara, dia menyempatkan diri menonton sinetron Kiamat Sudah Dekat. Dia juga tahu banyak tentang Harry Potter!Menurut SBY, tokoh Harry Potter adalah sosok anak yang jenius dan berani. Oleh karena itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta kepada peserta International Junior Science Olympiad (IJSO) II agar meniru tokoh tersebut.Alasannya, tokoh anak muda dalam kisah novel maupun film itu layak untuk dicontoh. Yang perlu dicontoh bukan keahliannya dalam menyihir, tetapi dalam kompetisi yang sehat dan pengembangan imajinasi yang luar biasa.Hal tersebut dikemukakan oleh Presiden SBY saat memberikan pidato sambutan pembukaan IJSO II di hadapan 329 peserta di gedung Senisono Kompleks Istana Negara Gedung Agung Yogyakarta, Senin (5/12/2005). Semua peserta IJSO II adalah pelajar-pelajar muda usia."IJSO mengingatkan saya pada film Harry Potter yang penuh dengan suasana kompetisi," katanya saat menyampaikan pidatonya dalam bahasa Inggris. Namun sayangnya, kata SBY, Harry Potter itu hanya sebuah fantasi sementara dalam sebuah novel maupun film. Sedangkan ajang IJSO kali ini adalah riil. "Namun dalam kompetisinya, tirulah Harry Potter," kata Presiden SBY yang spontan disambut tepuk tangan peserta IJSO II yang memenuhi gedung itu.SBY juga meminta kepada peserta untuk mengembangkan imajinasinya. Sebab dengan imajinasi akan lahir tokoh-tokoh besar dunia seperti Michael Angelo, Albert Einstain dan Thomas Alfa Edison. Tokoh-tokoh tersebut merupakan orang-orang yang suka berimajinasi yang kemudian melakukan serangkaian penelitian. "Jadi memang sangat banyak tokoh besar yang lahir karena imajinasi mereka," kata pensiunan jenderal ini.SBY juga mengaku bangga dan senang atas kehadiran peserta IJSO II dari berbagai negara itu. Sebab para peserta itu adalah siswa yang terbaik yang menjadi kebanggaan para guru dan orangtua. Dalam kesempatan itu, Presiden juga menceritakan sejarah Candi Borobudur yang dikelilingi lima gunung yang berada tidak jauh dari Kota Yogyakarta yang telah mempunyai peradaban tinggi pada abad ke 8 M. (nrl/)