Corona Menyebar, Pergelaran Acara Internasional Sebaiknya Dibatalkan

Corona Menyebar, Pergelaran Acara Internasional Sebaiknya Dibatalkan

Pasti Liberti Mappapa - detikNews
Rabu, 04 Mar 2020 20:04 WIB
International Conference on Family Planning
Foto: Ilustrasi konferensi internasional
Jakarta -

Peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-65, yang sedianya akan digelar di Kota Bandung pada 18 April mendatang diperkirakan akan ditunda. Penundaan ini sebagai upaya meminimalisir penyebaran virus corona COVID-19. Pasalnya acara tersebut akan melibatkan banyak orang dari berbagai negara.

"Diprediksi akan berbahaya sekiranya akan menjadi masalah, harus dipikirkan lagi," ujar Wali Kota Bandung, Oded M Danial, Rabu (4/3/2020) seperti yang dilansir kantor berita Antara. Untuk membahas penundaan tersebut, pemerintah Kota Bandung akan berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri.

Tak hanya di Indonesia, kekhawatiran akan meluasnya virus ini membuat pembatalan acara berskala internasional juga terjadi di beberapa negara tetangga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Singapura, pergelaran BuildTech Asia (BTA) ke-9 yang digelar di Singapore Expo, Singapura pada 11-13 Maret juga ditunda. Putusan penundaan tersebut diambil setelah situasi penyebaran virus corona COVID-19 di Singapura dianggap semakin mengkhawatirkan.

Peta persebaran virus corona COVID-19, Coronavirus COVID-19 Global Cases by Johns Hopkins CSSE menunjukkan ada 110 orang terkonfirmasi positif terinfeksi virus corona COVID-19 di Singapura. Sebanyak 78 orang diantaranya berhasil disembuhkan.

ADVERTISEMENT

Simak Video "Dunia Menghadapi Virus Covid-19"

Menurut penyelenggara BuildTech Asia, penundaan itu sudah melalui diskusi panjang lebar dengan peserta pameran dan pelaku industri. "Juga mempertimbangkan dampak signifikan pada perjalanan internasional selama masa ini," tulis penyelenggara dalam pengumumannya.

Selain itu, penyelenggara juga membatalkan perhelatan konferensi internasional wilayah Asia-Pasifik Itechlaw (International Technology Law Association) yang direncanakan pada 22-24 April 2020. Pihak penyelenggara menyebut pembatalan tersebut mempertimbangkan rekomendasi dari Kementerian Kesehatan Singapura.

"Keamanan Anda sebagai peserta sangat penting bagi kami, dan kami harap keputusan ini bisa dipahami," seperti yang dikutip dari situs web resmi Itechlaw.

Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) bidang Politik dan Kesehatan, Syahrizal Syarif berpendapat dalam kondisi saat ini dimana terdapat 68 negara dari semua benua digolongkan daerah tertular virus corona pertemuan berskala internasional harus dibatalkan atau ditunda.

"Saya kira pembatalan semua kegiatan internasional perlu dipertimbangkan dan perlu dilakukan. Sampai situasinya memungkinkan," ujar Syahrizal, Rabu(4/3/2020) pada wartawan.

Simak video 2 WNI Ternyata Baru Tahu Positif Corona Usai Diumumkan Jokowi:

Pakar epidemiologi atau ilmu yang mempelajari tentang pola penyebaran penyakit itu mengatakan kasus penyebaran virus corona di Singapura harus menjadi pelajaran. Pertemuan bisnis skala internasional di Grand Hyatt, Singapura menyebabkan virus tersebut menyebar ke tiga negara.

The Straits Times memberitakan konferensi yang digelar pertengahan Januari 2020 lalu itu dihadiri 109 peserta. Sebanyak 94 diantaranya berasal dari luar Singapura. Salah satunya, berasal dari Wuhan, China. Sementara seorang warga lokal Singapura belakangan diketahui punya riwayat kontak dengan orang yang terkonfirmasi positif corona di China.

Setelah peserta konferensi kembali ke negaranya masing-masing, dua orang dari Korea Selatan dan seorang dari Malaysia dinyatakan positif terpapar virus corona. Sementara pada 7 Februari, seorang pria paruh baya dari Inggris yang turut hadir di Singapura juga dinyatakan positif.

Namun sebelumnya dinyatakan positif, pria Inggris ini sempat berada beberapa hari di resor ski di dekat Mont Blanc, Prancis pada akhir Januari. "Dia memunculkan cluster baru di Eropa dengan menulari 11 orang di resort ski tersebut," kata Syahrizal.

"Saya juga sebenarnya dari 22 sampai 26 Maret seharusnya ikut konferensi internasional di Mesir. Tapi acaranya dibatalkan," ujar pengajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia itu.

Sementara untuk pertemuan skala besar dengan peserta yang berasal dari dalam negeri, menurut Syahrizal tak masalah untuk digelar. "Untuk saat ini dua yang terkonfirmasi positif dan lainnya sudah dikarantina saya kira situasi ini resikonya masih rendah. Tidak masalah," katanya.

Menghindari tempat berkumpulnya orang baru dipertimbangkan jika terjadi eskalasi jumlah kasus yang dinyatakan positif. "Ukurannya kalau sudah ada 50-100 kasus itulah saatnya kita pertimbangkan menghindari pertemuan-pertemuan dalam skala besar," ujar doktor lulusan University of Newcastle, Australia tersebut.

Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio juga menyampaikan sebaiknya pemerintah mengimbau acara-acara berskala internasional ditunda sampai kondisi kembali normal. "Tapi saya yakin tanpa imbauan pun kalau acara tetap digelar tidak ada yang mau hadir ke Indonesia," ujar Agus.

Dia melihat dunia internasional pasti menilai kebijakan pemerintah Indonesia yang tidak menentu menghadapi krisis ini. "Mereka ini ragu akan policy pemerintah," katanya.

Kondisi ini mau tidak mau jadi pukulan berat bagi industri Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) dan hotel. "Di Nusa Dua, Bali ada kabar drop hampir 100 persen. Begitu juga di Yogya. Diskon pesawat tidak berpengaruh," ujar Agus.

Halaman 2 dari 4
(pal/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads