Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai pakar komunikasi ini terlalu sering tampil menjelaskan penanggulangan virus Corona. Seharusnya, para pembantu Jokowi saja yang tampil ke muka publik menjelaskan situasi. Menteri Jokowi dinilai perlu diganti.
"Terlihat sekali Jokowi sendirian dalam menenangkan publik tentang isu virus Corona ini. Tidak seharusnya seorang Presiden mengambil peran langsung mengumumkan dua orang yang terjangkit virus Corona," kata pakar komunikasi politik, Hendri Satrio (Hensat), kepada wartawan di Jakarta, Rabu (4/3/2020).
Presiden Jokowi tampil mengumumkan kasus positif Corona pertama di Indonesia, pada Senin (2/3) kemarin. Menurut Hendri, tampilnya Jokowi itu adalah tanda gagalnya komunikasi publik pemerintahan Kabinet Indonesia Maju.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Komunikasi publik pemerintahan ini tidak berjalan baik. Saya sangat sayangkan itu. Kasihan Pak Jokowi-nya. Apa-apa kenapa sih mesti Presiden? Menteri-menteri dan staf khususnya juga harus bertanggung jawab, terutama tentang penanganan isu virus Corona," kata Hensat.
Pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI ini melihat ketidaksiapan pemerintah dalam menghadapi Corona. Bukan berarti Jokowi tidak siap, tapi para menterinya yang tidak siap, namun Jokowi juga mendapat citra negatifnya.
"Imbas jeleknya ke Pak Jokowi karena dianggap tidak becus. Padahal harusnya tudingan itu ditujukan kepada Kementerian Kesehatan," kata Hensat.
Simak Video "2 WNI Ternyata Baru Tahu Positif Corona Usai Diumumkan Jokowi"
Kementerian Kesehatan disorot Hensat sebagai pihak bersalah. Namun Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy juga dikritiknya. Solusinya adalah reshuffle atau kocok ulang kabinet.
"Menurut saya, hal ini juga menjadi catatan penting, menjadi momentum penting buat Pak Jokowi untuk mengevaluasi kabinet yang ada kaitannya dengan pemberdayaan manusia, PMK. Bukan hanya kementerian kesehatan yang harus dievaluasi, tapi juga menko-nya. Karena sejak virus Corona ini menggaung, tidak satu kali pun menko bersuara. Justru malah memunculkan kontroversi, orang kaya perlu menikahi orang miskin," tutur Hensat.
![]() |
Seharusnya, Menko Muhadjir lebihb banyak tampil dan berbicara di hadapan publik soal perkembangan penanganan COVID-19. Hendri meyakini Jokowi diam-diam mencatat menteri mana yang perlu segera di-reshuffle.
"Saya yakin masyarakat tidak keberatan kalau kemudian Pak Jokowi melakukan evaluasi atau reshuffle lebih awal. Bukan hanya untuk warisan Pak Jokowi, tapi juga demi Indonesia. Kalau dalam virus Corona ini, ya untuk terselamatkan jiwa anak bangsa," kata Hensat.