Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menegaskan ada 115 orang yang dipantau dan 32 lainnya sedang diawasi terkait wabah virus corona COVID-19. Pemantauan dan pengawasan tersebut sudah dilakukan sebulan terakhir. "Ini semua mengikuti kriteria yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan," ujar Anies.
Anies mengungkapkan hal tersebut di sela-sela acara HUT Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Keselamatan (Gulkarmat) Provinsi DKI Jakarta ke-101, Jakarta Pusat, Minggu (1/3/2020). Demikian wawancara lengkap Gubernur Anies dengan wartawan.
Anies : Dinas pemadam kebakaran DKI Jakarta hari ini merayakan hari jadinya ke-101, ini termasuk salah satu unit kerja paling tua di DKI Jakarta dan tadi saya sampaikan terima kasih atas pengabdian para petugas pemadam kebakaran dan penyelamatan. Mereka adalah pribadi-pribadi yang bekerja dengan risiko amat besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada saat terjadi musibah, mayoritas dari kita menjauhi lokasi. Tapi petugas pemadam kebakaran justru memasuki dan mengambil langkah-langkah penyelamatan yang punya risiko besar terhadap dirinya. Oleh karena itu, kami atas nama pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyampaikan apresiasi terima kasih dan tugas yang diemban juga merupakan tugas yang membutuhkan dukungan dari keluarga. Oleh karena itu, hari ini perayaan hari jadi dengan melibatkan keluarga, istri, anak-anak yang ikut hadir di sini menyaksikan dari dekat lokasi ayahnya, suaminya bekerja.
Tadi saya pesankan bahwa salah satu tugas besar sekarang adalah pencegahan, begitu banyak kejadian kebakaran muncul karena kelalaian. Karena itu kita secara teknis membutuhkan program untuk pencegahan di kampung-kampung membangun kesadaran masyarakat bahkan memberikan tanda bagi kampung-kampung yang memiliki risiko kebakaran karena penggunaan alat-alat listrik yang tidak sesuai. Program untuk pencegahan di kampung-kampung, membangun kesadaran masyarakat bahkan memberikan tanda bagi kampung-kampung yang memiliki risiko kebakaran karena penggunaan alat-alat listrik yang tidak sesuai. Umumnya kejadian kebakaran karena kelalaian terkait listrik dan gas. Itu yang jadi perhatian.
Terkait peremajaan alat-alat kebakaran, tadi dijelaskan akan memanfaatkan robotik?
Tadi kita menunjukan dua alat terbaru yang dimiliki oleh DKI untuk pemadaman kebakaran. Dua alat itu dikendalikan menggunakan remote control, jadi tidak ada petugas di dalamnya, dia bisa masuk ke lokasi yang berisiko tinggi, ada bahan bahan berbahaya maupun asap yang amat tebal. Bahkan salah satu alatnya dibekali dengan kipas untuk menyedot asap sekaligus bersamaan dengan alat pemadaman air dan busa. Jadi ini salah satu alat-alat terbaru dan mudah-mudahan bisa membantu menanggulangi kebakaran yang berisiko tinggi. Alat ini diperlukan terutama karena sekarang kita memiliki instalasi MRT yang posisinya di bawah tanah dan bila ada kejadian, maka kita perlu bertindak cepat alat ini sudah diuji coba dalam terowongan-terowongan dan bisa berfungsi dengan baik.
Setelah Anies memberi penjelasan soal robot pemadam yang dibeli dari Kroasia seharga Rp 40 miliar, salah satu wartawan bertanya soal bencana yang banjir yang berulang kali menerpa ibu kota sejak awal tahun ini. Namun Anies berkelit. Mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu menjawabnya dengan mengatakan, "Sekarang saya mau bicara soal Corona."
Anies : Sekarang saya mau bicara soal Corona... Ada beberapa hal. Sampai saat ini, selama satu bulan lebih, di DKI ada 115 orang yang dalam pemantauan dan ada 32 orang pasien dalam pengawasan. Ini semua mengikuti kriteria yang ditetapkan oleh menteri kesehatan.
Kita sudah menyiapkan, mengeluarkan instruksi gubernur (ingub) untuk menyikapi corona virus yang terjadi di luar indonesia. Karena dalam beberapa hari ini, ada lebih dari 10 negara yang mengumumkan kasus corona virus pertama di negara mereka, mulai dari Selandia Baru sampai Nigeria dan instruksi gubernur bagian dari kewaspadaan dan persiapan kita bila terjadi kasus corona virus di Jakarta.
COVID-19 ini sesuatu yang harus kita antisipasi secara serius. Tapi, ingub ini bukan satu-satunya. Saat ini kita sedang dalam proses pembentukan tim tanggap COVID-19. Tim ini diketuai oleh asisten kesra, nantinya akan menjadi pusat pengendali untuk pemantauan, pencegahan dan penanggulangan Covid-19. Jakarta tidak bergerak sendirian, kita berkoordinasi dekat dengan kementerian kesehatan dan juga badan-badan yang menangani masalah di pemerintah pusat. Kita juga melibatkan stakeholder lain di Jakarta untuk mengantisipasi pontensi wabah COVID-19. Kolaborasi ini kita lakukan.
Mengapa kita bergerak cepat dan antisipasi karena Jakarta adalah pintu gerbang Indonesia. Kedatangan dan interaksi dunia internasional porsi terbesarnya ada di Jakarta. Selain ada provinsi lain yang memiliki kunjungan besar. Umumnya wisata.
Kemudian Jakarta termasuk bisnis. Semua ini kita lakukan dengan harapan masyarakat juga merasakan tenang bahwa pemerintah daerah bergerak responsif dan saya mengajak kepada masyarakat tidak usah panik, tidak tidak usah berlebih dalam merespon tapi kita semua harus bersiaga. Dan saya berharap kepada seluruh masyarakat untuk berkegiatan seperti biasa, tenang dan jangan menyebarkan berita yang belum terkonfirmasi kebenarannya. Kemudian sering mengecek sebelum menyebarkan.
Dan rujuk kepada kami bila membutuhkan bantuan atau bila mencurigai ada kasus yang serupa dengan gejala COVID-19. Kami bisa dihubungi lewat 112 dan seluruh sarana kesehatan di Pemprov DKI termasuk personalianya akan siap merespon cepat. Dalam urusan ini kita seluruh jajaran sudah siap. Dan saya mengajak kepada seluruh masyarakat untuk meningkatkan intensitas cuci tangan. Lebih sering cuci tangan meskipun tidak merasa kotor tapi sesering mungkin cuci tangan. Itu pencegahan paling baik. Bila sedang batuk, sedang flu maka gunakan masker. Supaya tidak menular pada yang lain. Jaga kebugaran dengan olah raga, makan cukup, istirahat cukup.
Apakah akan ada posko khusus?
Nanti akan ada poskonya. Nanti hari Senin besok insyaallah kami umumkan semua. Tim tanggap COVID-19 disiapkan. Ini nanti akan menjadi rujukan untuk semua kegiatan yang terkait dengan COVID-19.
Tim respon cepat atau tim tanggap ini nanti terdiri dari semua unsur. Sengaja kita membuat tim khusus supaya jadi rujukan. Kalau kita hanya mengandalkan SKPD yang ada, rata-rata yang rutin. Dengan ada ini, khusus untuk soal COVID. Dan kita merasa khawatir, karena dalam beberapa minggu atau hari saja itu banyak negara-negara yang baru mengumumkan. Nah kami di Jakarta khususnya, sebagai gerbang Indonesia harus bersiaga dan langkah-langkah sudah kita lakukan.
Soal tim khusus itu, seperti apa?
Nanti hari Senin kita umumkan. Tapi pimpinannya adalah Asisten Kesra yang akan menjadi ketua tim. Dan tim ini nanti mempunyai pos khusus dan semua komunikasi terkait dengan COVID, lewat ini.
Bagaimana dengan pariwisata terkait corona?
... Anies balik badan dan pergi tanpa menjawab.