Tahun Kabisat: Sejarah, Fakta, dan Tradisi Lamaran

Tahun Kabisat: Sejarah, Fakta, dan Tradisi Lamaran

Rosmha Widiyani - detikNews
Sabtu, 29 Feb 2020 18:26 WIB
kalender tahun kabisat. dikhy sasra/ilustrasi/detikfoto
Foto: Dikhy Sasra/Tahun Kabisat: Sejarah, Fakta, dan Tradisi Lamaran
Jakarta -

Hari ini Sabtu (29/2/2020) menandakan momen penting dalam dunia kalender yang terjadi tiap empat tahun. Penanggalan khas ini menandai tahun kabisat atau yang kerap disebut intercalary year dan leap year.

Dikutip dari situs history, penambahan satu hari memastikan sistem kalender tetap sejalan dengan gerakan bumi mengelilingi matahari. Bumi membutuhkan waktu sedikit lebih lama daripada tahun biasa untuk mengelilingi matahari.

Satu tahun sama dengan 365 hari di momen bisa, namun menjadi 365,2421 saat tahun kabisat. Perbedaan ini memang tidak terlihat signifikan, namun terlihat jelas jika terjadi dalam satu dekade dan abad. Dengan fakta inilah satu hari ditambahkan untuk menggantikan 24 jam yang hilang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Sejarah, fakta, dan tradisi lamaran di tahun kabisat,

1. Sejarah tahun kabisat

Sebelum tahun kabisat, masyarakat zaman dulu mengenal bulan kabisat. Ahli sejarah masih belum yakin cara bangsa Romawi mempertahankan dan menjaga sistem kalendernya. Bangsa Romawi sepertinya tidak terlalu yakin dengan seluruh sistem penanggalannya.

Kalender Romawi sebelumnya punya 11 bulan plus periode musim dingin yang tak bisa dijelaskan. Panjang musim dingin yang bervariasi ini yang menyebabkan kalender Romawi tidak bisa dipatenkan. Bangsa Romawi menggantinya dengan bulan Januari dan Februari yang baru untuk mengatasi kondisi ini.

Romawi menerapkan bulan kabisat yang dikenal sebagai Mercedonius untuk membedakan sistem penanggalan mereka dengan solar. Marcedonius tidak diterapkan antar bulan namun di sela-sela bulan Februari dengan alasan terkait lunar cycles. Sayangnya sistem ini membingungkan hingga di zaman Julius Caesar kalender Romawi dan solar year tak lagi sinkron.

2. Sebutan untuk yang lahir di tahun kabisat

History memperkirakan hanya lima juta orang di dunia yang lahir pada 29 Februari. Rasio kelahiran ini mungkin hanya satu diantara 1.461 orang per kelahiran. Selain istimewa, mereka yang lahir di tahun kabisat harus menerima nasib perayaan hari lahir tiap empat tahun.

Mereka yang disebut leaplings karena lahir di tahun kabisat, hanya bisa merayakan hari lahir tiap tahun. Sayangnya penambahan usia tetap terjadi tiap tahun bahkan per hari, bukan setiap empat tahun. Mereka yang lahir di tahun kabisat misal rapper Ja Rule dan tokoh superhero Superman.

3. Lamaran di tahun kabisat

Legenda aneh soal tahun kabisat adalah kaitannya dengan tradisi lamaran dan pernikahan. Menurut tradisi Irlandia, seorang wanita bernama St Bridget mengeluh pada St Patrick soal wanita yang tak bisa melamar pria di abad kelima. Sejak saat itu St Patrick menetapkan 29 Februari sebagai hari wanita dapat melamar pria.

Legenda ini menyeberang ke Skotlandia dan Inggris dengan tambahan, pria yang menolak lamaran wanita berutang sarung tangan. Kualitas sarung tangan harus baik dan disediakan beberapa pasang, yang mungkin untuk menyembunyikan fakta lamaran yang urung terjadi. Sementara di Yunani, menikah di tanggal 29 Februari dipercaya mengakibatkan pasangan tersebut tidak beruntung. Masyarakat masih mempertimbangkan kepercayaan hari dan tahun kabisat saat menentukan hari pernikahan.

(row/erd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads