MKHI: Hoax Politik Ubah Emosi, Hoax Corona Bisa Ancam Nyawa

MKHI: Hoax Politik Ubah Emosi, Hoax Corona Bisa Ancam Nyawa

Wilda Hayatun Nufus - detikNews
Sabtu, 29 Feb 2020 15:15 WIB
Ketua Umum DPP Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia (MHKI), Mahesa Paranadipa
Ketua Umum DPP Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia (MHKI) Mahesa Paranadipa (Wilda/detikcom)
Jakarta -

Wabah virus Corona yang sudah menjalar ke beberapa negara juga disertai dengan merebaknya berita bohong tentang virus mematikan itu. Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia (MHKI) menyebut berita bohong kesehatan, termasuk soal Corona, berada di peringkat tiga teratas.

"Hoax kesehatan, termasuk soal isu Corona, menempati urutan ketiga terbesar," kata Ketua umum DPP Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia (MHKI) Mahesa Paranadipa dalam talk show 'Belajar dari Corona, Si Penyakit Mematikan' di Hotel Santika Premiere, Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat, Sabtu (29/2/2020).

Mahesa mengatakan hoax kesehatan bisa mengancam nyawa. Dia lantas membandingkan hoax kesehatan dengan hoax politik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau hoax politik hanya mengubah emosi orang. Banjir dihubungkan pilpres itu mengubah mindset. Kalau hoax kesehatan bisa mengancam nyawa," tegasnya.

ADVERTISEMENT

WN Selandia Baru yang Positif Corona Sempat ke Bali:

Mahesa menuturkan penebar berita bohong Corona atau terkait dengan isu kesehatan bisa dipidana. Ia menyebut hukuman paling berat adalah 10 tahun penjara.

"Penebar hoax kesehatan akan mendapat ancaman pidana. Kitab UU Hukum Pidana (KUHP) Pasal 390 dengan hukuman penjara 2 tahun 8 bulan. UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana Pasal 14, ancaman 10 tahun penjara," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Moh Adib Khumaidi mengimbau masyarakat tetap tenang dan waspada. Menurutnya, virus Corona tidak akan menyentuh tubuh manusia jika manusia mengkonsumsi asupan yang bergizi.

"Jadi virus bukan mati, tapi melemah. Jadi dia tidak berikan dampak klinis kalau tubuh kita bisa lawan virus sendiri. Kalaupun ada obat antivirus banyak, tapi COVID-19 belum ada, termasuk vaksin juga belum ditemukan. Jadi masyarakat tetap tenang, tapi waspada. Waspada. Yang penting jaga kesehatan, kebersihan, cuci tangan, makanan bergizi pakai hand sanitizer," kata Adib.

Halaman 2 dari 2
(knv/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads