Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut akan lebih intensif berkomunikasi dengan seniman untuk membahas revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM). Namun Forum Seniman Peduli TIM meragukan perkataan Anies.
"Bahwa Anies akan komunikasi dengan seniman, tapi via DKJ (Dewan Kesenian Jakarta). DKJ tidak reperesentasikan seniman, seniman yang datang ke Komisi X," ucap pimpinan Forum Seniman Peduli TIM Radhar Panca Dahana, saat dihubungi, Kamis (20/2/2020).
"Karena kami kemarin itu tidak ada Dewan Kesenian Jakarta, karena kami anggap (DKJ) tidak merepersetasikan kami. Yang buat anies diundang adalah kami," imbuh dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk diketahui, DKJ merupakan organisasi mitra atau lembaga yang diakui Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Sementara itu, seniman yang tergabung dalam Forum Seniman Peduli TIM, tidak memiliki hubungan dengan pemerintah daerah.
Menurut Radhar, dengan hanya mengajak bicara DKJ, Anies tidak akan mendapat masukan yang komprehensif untuk mengelola dan revitalisasi TIM. Radhar dan seniman lainnya mengaku sudah puluhan tahun berkegiatan di TIM.
"Ngomong ekosistem itu dalam kepala dia (Anies). Sementara yang mengerti ekosistem itu bukan gubernur yang baru dua tahun, tapi seniman yang sudah 20, 30, 40 tahun. Kami kan cuma minta diajak bicara doang, tidak menolak revitalisasi," ucap Radhar.
Radhar menyebut ada beberapa hal yang menjadi sorotan Radhar dan kawan-kawan senimannya. Pertama, soal desain bangunan yang dianggap terlalu moderen. Menurut dia semestinya desain bangunan TIM merepersentasikan corak dan gaya arsitektur khas dari beragam wilayah Indonesia.
"Sehingga, orang asing atau lokal masuk TIM mereka merasa ada di Indonesia. Kita masuk situ kan mrasa asing, kayak di Tokyo, Singapura atau di mana," kata Radhar.
Selain itu, mereka juga keberatan dengan wacana pembangunan hotel dan ketakutan TIM akan menjadi komersil. Menurut Radhar, JakPro yang ditugaskan mengelola pasti akan mengejar break event point (BEP) atau balik modal.
"Ada klausul JakPro harus 11 tahun BEP pengembalian modal. Modal digunakan Rp 1,8 triliun. Kalau 11 tahun, setahun dia harus hasilkan Rp 120, atau Rp 130 miliar, mau dari mana TIM dapat Rp 130 miliar?" kata Radhar.
Sebelumnya komunikasi antara Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan para seniman terkait revitalisasi TIM disoal Komisi X DPR. Anies menegaskan pihaknya akan berkomunikasi dengan para seniman.
"Tadi banyak dibahas di sini terkait dengan komunikasi dan sebagainya. Insyaallah kita akan intensifkan lagi dan menyangkut pelibatan channel-nya insyallah menggunakan institusi yang jelas sehingga kita tahu dengan siapa harus berinteraksi. Di mana itu? Ya di Dewan Kesenian Jakarta, karena itu lah mitranya," kata Anies di Komisi X DPR, kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Menurut Anies, DKJ bisa menjadi 'payung' agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tak berkomunikasi dengan pihak yang salah. Anies juga menegaskan jika aktivitas dan konten seni budaya di TIM seluruhnya akan diberikan kepada seniman.
"Kami menyadari mengapa gagasan awal itu kok tidak dikelola sendiri oleh UPT misanya, justru supaya ada ruang kreativitas. Karena pemerintah itu selalu bekerja menggunakan SOP, sementara kegiatan kreatif itu justru harus tidak dikunci dengan SOP, karena itu lah kenapa diberi ruang," jelasnya