Hayeue That! Suami-Istri di Aceh ini Dikukuhkan Jadi Profesor Unsyiah

Hayeue That! Suami-Istri di Aceh ini Dikukuhkan Jadi Profesor Unsyiah

Agus Setyadi - detikNews
Rabu, 26 Feb 2020 15:56 WIB
Profesor Unsyiah
Foto: Profesor Unsyiah/dok Humas Unsyiah
Banda Aceh -

Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Aceh mengukuhkan tiga profesor baru lewat sidang senat terbuka. Dua di antara profesor itu merupakan pasangan suami istri. Hayeue that (keren sekali)!

Sidang senat terbuka yang dipimpin Rektor Unsyiah Prof Samsul Rizal digelar di gedung AAC Dayan Dawood, Banda Aceh, Rabu (26/2/2020). Ketiga profesor baru yang dikukuhkan yaitu Prof Khairul Munadi dan istrinya Prof Fitri Arnia serta Prof Taufik Fuadi Abidin.

Khairul dan Fitri merupakan dosen di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik. Sementara Taufik berasal dari FMIPA Unsyiah. Dalam pengukuhan, ketiganya menyampaikan orasi ilmiah secara bergantian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rektor Unsyiah Prof Samsul Rizal mengatakan, saat ini kampus berjuluk "Jantong Hate Rakyat Aceh" sudah memiliki 76 profesor. Jumlah tersebut merupakan 4,8 persen dari jumlah total dosen di Unsyiah.

Meski demikian, Rektor mengaku bersyukur karena pertumbuhan jumlah profesor dalam setahun terakhir cukup menggembirakan. Pada periode yang sama tahun lalu, jumlah profesor Unsyiah hanya 58 orang. Hal ini berarti, dalam 3 setahun terjadi pertumbuhan sebanyak 31 persen.

ADVERTISEMENT

"Setelah hari ini, beberapa profesor baru sudah kembali menunggu untuk dikukuhkan dalam waktu dekat. Sementara itu, beberapa calon profesor lainnya sedang melengkapi persyaratan atau bahkan sedang menunggu keputusan dari Jakarta," kata Samsul dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom.

Samsul menilai, kepakaran ketiga profesor tersebut sangat penting. Samsul mencontohkan Prof Khairul yang melakukan riset tentang pencitraan termal, yang merupakan metode pengamatan terhadap suatu objek melalui sensor termal, atau kamera termal, tanpa menyentuh objek yang diamati.

Gagasan utama dari Khairul, sebut Rektor yaitu membangun perangkat cerdas dengan mengintegrasikan teknik thermography dan Deep Learning untuk mendeteksi dini penyakit, yang simtomanya terkait dengan perubahan suhu tubuh manusia. Gagasan tersebut cukup potensial menjadi alternatif solusi untuk mengantisipasi penyebaran wabah virus Corona.

"Target riset ini adalah menghasilkan perangkat deteksi dini, untuk penyakit kronis berbahaya dengan akurasi yang tinggi. Maka temuan ini diharapkan dapat diaplikasikan untuk membantu paramedis, atau individu untuk melakukan pengecekan penyakit secara mandiri," jelas Samsul.

Sementara kepakaran Prof Fitri juga dinilai sangat penting untuk memahami latar belakang sejarah dari semua kejadian hari ini. Fitri membacakan orasi ilmiahnya dengan judul 'Pengolahan Citra Digital untuk Restorasi Naskah Kuno dan Temu Kembali (Retrieval) Konten pada Media Daring'.

Menurut Samsul, dokumen kuno mengandung informasi penting di masa lalu yang dapat membantu manusia untuk lebih memahami sejarah sebelumnya.

Fitri juga berhasil mendigitalkan naskah-naskah kuno, membinerisasikannya serta mengaplikasikan sistem pengenalan karakter optic untuk proses rekognisinya. Selain itu, Fitri juga menawarkan penggunaan asumsi histogram multipeak untuk mengantisipasi noise dan keabuan dokumen-dokumen kuno tersebut.

Fitri juga menawarkan teknik baru untuk pengenalan karakter Jawi, yaitu menggunakan Algoritma Tree Root. Sistem algoritma ini tidak menggunakan perhitungan matematika yang rumit, tetapi menggunakan proses klasifikasi sederhana, dan membutuhkan lebih sedikit memori penyimpanan.

"Bidang kajian ini memiliki urgensi yang tinggi, terutama untuk Aceh yang konon memiliki sejarah luar biasa, namun belum dieksplorasi secara optimal menggunakan teknologi informasi. Hal ini dapat dimulai dengan merestorasi dokumen dan naskah kuno yang sudah tersedia," ujar Rektor.

Sedangkan Taufik melakukan risetnya mengenai pemanfaatan machine learning dan teknologi big data. Hal ini sudah pernah diuji dalam proses penentuan halaman web dengan cepat dan akurat, meskipun dengan halaman web yang jumlahnya miliaran.

Taufik berhasil membangun web classifier, yang dimanfaatkan untuk menentukan secara cepat dan akurat halaman web tentang penyakit tropis menggunakan algoritma machine learning Support Vector Machine.

Salah satu kontribusi kepakaran Taufik di bidang machine learning, yaitu penentuan kategori Uang Kuliah Tunggal Berkeadilan (UKTB) mahasiswa di Unsyiah. Ini sesungguhnya adalah masalah klasifikasi atau supervised machine learning problem.

Seiring perkembangan dan kebutuhan era, kajian serta pemanfaatan machine learning dan big data akan berkembang sangat cepat di masa mendatang.

"Kepakaran Prof Taufik semakin diperlukan di masa mendatang. Dan Unsyiah sangat beruntung memiliki beliau yang kepakarannya tentang machine learning serta big data, sedikit banyak telah diinduksikan kepada seluruh mahasiswa kita," beber Samsul.

Halaman 2 dari 3
(agse/zlf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads