4 Kisah Tragis Ibu Terserang Baby Blues: Bacok Anak-Kubur Bayi Hidup-hidup

4 Kisah Tragis Ibu Terserang Baby Blues: Bacok Anak-Kubur Bayi Hidup-hidup

Hestiana Dharmastuti - detikNews
Rabu, 26 Feb 2020 15:16 WIB
Garis Polisi/Police Line. Dilarang melintas garis polisi
Foto: Bagus Kurniawan/detikcom
Jakarta -

Aksi berdarah M (21) yang tega menganiaya dua anak kandungnya menambah panjang deretan kasus ibu yang diduga menderita sindrom baby blues. M diduga mengiris leher anak sulungnya dan menenggelamkan bayinya.


Terbaru, M diduga menderita sindrom baby blues. Ia diduga menenggelamkan bayinya yang berusia 4 bulan ke bak mandi. M juga mengiris leher putra sulungnya, Alfin (4), dengan pisau dapur.

Selain kasus M, aksi serupa yang menggemparkan ini dilakukan para ibu di Purwakarta, Cilacap, hingga Sukabumi.

Berikut rentetan kasus ibu terserang baby blues:


Tenggelamkan Bayi, Iris Leher Si Sulung

Seorang ibu muda, M (21), tega menganiaya dua orang anak kandungnya yang masih berusia 2 tahun dan 4 bulan. Si ibu diduga menderita sindrom baby blues.

Tragedi itu terjadi di Desa Desa Doda Bahari, Kecamatan Sangia Wambulu, Kabupaten Buton Tengah (Buteng), Sulawesi Tenggara (Sultra), Selasa (25/2/2020) sekitar pukul 16.00 Wita.

Kapolsek Sangia Wambulu Iptu Tri Nugroho kepada detikcom membeberkan kronologi kejadian. Tempat kejadian perkara ditemukan kakak M, Mardin (37). Mardin awalnya ingin menjenguk adiknya, namun dia melihat keanehan. Dia melihat M sedang mengayun bayinya. Namun ayunan itu basah dan terus meneteskan air.

"Lalu saksi menanyakan kakaknya, Alfin (2 tahun). Saksi melihat ada tetesan darah di lantai dan pisau dapur yang berdarah, lalu melihat korban Alfin di dalam kamar tidur sementara terbaring, mengalami luka teriris pada bagian leher belakang," tutur Iptu Tri Nugroho saat dihubungi, Rabu (26/2/2020).

Mardin, yang saat itu panik, meminta pertolongan kepada warga setempat untuk membawa dua keponakannya itu ke puskesmas. Namun sayangnya, bayi Askiar telah meninggal.

"Alfian dirujuk ke Lombe, sementara adiknya yang masih berusia 4 bulan diperkirakan meninggal akibat tenggelam dalam bak air kamar mandi karena dalam bak air dan pinggir bak terdapat sisa kotoran manusia, sedangkan korban Alfin diperkirakan luka akibat diiris pisau dapur yang diduga dilakukan oleh ibu kandungnya, M," terangnya.

Polisi menduga M menderita sindrom baby blues. M disebut memiliki riwayat baby blues. "Keterangan bidan desa dan pihak keluarganya, M memiliki riwayat penyakit baby blues atau depresi pascapersalinan anak pertama pada 2018 dan dialami hingga saat ini," katanya.

Saat ini M sudah diamankan di Polres Baubau sejak pukul 21.30 Wita malam untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Aminah membacok suaminya gegara marah diajak berhubungan badan usai melahirkan.Aminah membacok suaminya gegara marah diajak berhubungan badan setelah melahirkan. (Syahdan Alamsyah/detikcom)


Bacok Suami Gegara Diajak ML


Aminah (43), perempuan asal Kampung Ciherang, Desa Gunung Malang, Kecamatan Cikidang, Sukabumi, baru saja melahirkan anak ketiganya dua bulan lalu. Rasa bahagia yang seharusnya dirasakan berubah menjadi rasa amarah kepada suaminya, Maman (47).

Dalam kondisi tak sadar, ia membacok suaminya sendiri. Ia kesal karena suaminya kerap meminta berhubungan badan. Saat suaminya tertidur Minggu (14/7/2019) pagi, Aminah kalap dan membacokkan kapak pada kepala suaminya. Maman berteriak minta tolong sehingga mengundang warga sekitar.

Mimin, kakak Maman, yang pertama kali melihat, langsung merebut kapak dari Aminah. Aminah terpaksa diikat oleh warga karena terus mengamuk. Sementara itu, Maman langsung dibawa ke RSUD Sekarwangi, Cibadak, karena terluka parah.

Ternyata, sebelum insiden berdarah Minggu pagi itu, pada Sabtu dini hari pukul 02.30 WIB, Aminah juga sempat membacok suaminya. Namun tidak terluka parah. Saat itu pun Maman menutupi kejadian itu dengan mengatakan dibacok orang tak dikenal. "Aksi itu dia lakukan sebagai akumulasi kekesalan kepada suaminya. Dalam kondisi tidak sadar sampai akhirnya nekat melakukan aksi itu," kata Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi.

Penyidik dari Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Sukabumi dan Cikidang melibatkan psikiater dari RSUD Mekarwangi untuk memeriksa Aminah.

Septiana bunuh diri bersama bayinya ke Sungai Serayu.Septiana bunuh diri bersama bayinya ke Sungai Serayu. (Foto: dok. Basarnas Pos SAR Cilacap)


Gedong Bayi Terjun ke Sungai

Septiana Hapsari (32) diduga bunuh diri dengan menggendong bayi laki-lakinya yang masih berusia 4 bulan dengan cara
terjun di jembatan Sungai Serayu, Cilacap, pada Sabtu (27/4/2019).

Jasad Septiana lebih dulu ditemukan di jarak 2 kilometer pada sore hari kejadian. Pencarian bayi bernama Yunus kemudian diteruskan oleh tim gabungan.

Bayi Yunus ditemukan pada Senin (29/4) pagi dalam kondisi meninggal dunia. Jasad bayi Yunus ditemukan di jarak 5 kilometer dari lokasi kejadian.

Ayah Septiana, Kustiono, mengungkapkan anaknya tidak memiliki masalah keluarga. Hanya, kata Kustiono, sejak Yunus lahir, anaknya mengalami penyakit sindrom baby blues. Bahkan Septiana sempat tidak mau menyusui bayinya selama sebulan pertama.

W mengubur bayinya hidup-hidup.W mengubur bayinya hidup-hidup. (Dian Firmansyah/detikcom)


Kubur Bayi Hidup-hidup

W (35), seorang ibu di Kabupaten Purwakarta, buta hati. Dia nekat mengubur hidup-hidup buah hatinya sendiri yang baru berusia 5 bulan. Beruntung, bayi tersebut selamat dari maut.

Bayi mungil tak berdosa itu dikubur oleh W di belakang rumahnya di Kampung Pasirmuncang, Desa Pusakamulya, Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Rabu (27/3/2019). Bayi itu selamat setelah bibinya, Atikah (35), menggali lubang di belakang rumah W.

Direktur Utama RSUD Bayu Asih Agung Darwis mengatakan penurunan kondisi bayi diakibatkan adanya pasir yang terhirup. Pasir tersebut masuk memenuhi paru-paru yang diketahui merupakan alat vital pernapasan. Bayi mungil itu masih tergolek lemas tak berdaya. "Kondisinya kurang bagus, kritis," kata Agung.

Polisi memeriksa W. Hasil pemeriksaan, polisi menyebut W diduga mengalami depresi. Kondisi W yang mengalami depresi ini pun diamini oleh Ujang Solihin, suami W yang juga ayah bayi malang itu. Solihin menuturkan W depresi saat mengandung bayi tersebut.

Halaman 5 dari 5
(aan/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads