Kisah Aan, Bocah Kelas 5 SD di Sidrap yang Jadi Tulang Punggung Keluarga

Kisah Aan, Bocah Kelas 5 SD di Sidrap yang Jadi Tulang Punggung Keluarga

Hasrul Nawir - detikNews
Selasa, 25 Feb 2020 20:16 WIB
Bocah Kelas 5 SD di Sidrap yang jadi Tulang Punggung Keluarga
Bocah Kelas 5 SD di Sidrap yang jadi Tulang Punggung Keluarga (Foto: Hasrul/detikcom)
Sidrap -

Usia kanak-kanak pada umumnya dihabiskan dengan bermain bersama teman sebaya. Namun hal itu berbeda dengan yang dialami Aan Nur Pratama, bocah 12 tahun asal Desa Bapangi, Panca Lautang, Sidrap, Sulawesi Selatan.

Sejak lima tahun terakhir, bocah yang duduk di bangku kelas 5 SD ini harus menjadi tulang punggung keluarga. Dia menjadi buruh batu bata menggantikan peran ayahnya yang lumpuh setelah mengalami kecelakaan kerja.

Sebelum dan sepulang sekolah, Aan dengan telaten merawat ayahnya yang lumpuh serta nenek buyutnya yang dipasung dalam rumah lantaran sudah renta ditemani neneknya yang juga penyandang disabilitas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tanggung jawab ini harus diemban oleh sang bocah lantaran Ibu Aan meninggalkan keluarfa setelah ayahnya lumpuh akibat mengalami kecelakaan saat bekerja sebagai buruh batu bata. Kecelakaan kerja itu membuat tulang belakangnya patah dan mengalami kelumpuhan.

"Bulan April, ini sudah 6 tahun lamanya saya menderita lumpuh, saat kerja angkat bata, papan tempta saya berpijak patah sehingga saya jatuh ke lubang dan tertimpa batu bata, sejak itu saya tidak bisa berjalan, dokter bilang tulang belakang saya patah, tidak berapa lama istri meninggalkan saya bersama Aan," kenang Bakri saat ditemui detikcom di rumahnya, Selasa(25/2/2020).

ADVERTISEMENT

Bakri pun mengaku sedih melihat sang anak harus menggantikan perannya sebagai tulang punggung keluarga.

"Saya sedih pak, namun dia adalah anak berbakti, tidak pernah sekalipun mengeluh,"ungkapnya.

Usai merawat ayahnya ketika pulang sekolah, Aan pun mulai bergegeas menuju ke tempatnya bekerja sebagai buruh batu bata. Lokasinya berjarak kurang lebih 500 meter dari rumahnya dengan berjalan kaki.

Satu demi satu batu bata yang telah dicetak di tempatnya dibolak-balik agar cepat kering. Pekerjaan ini telah dilakoninya sejak 5 tahun yang lalu.

Dalam sehari, Aan mengaku bisa mendapatkan uang antara Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu .

"Ndak capek, karena selalu ingat bapak yang sakit,saya mau cari uang untuk bapak, dan nenek , juga untuk beli obatnya," ujar Aan

Ancu, majikan batu bata tempat Aan bekerja juga mengaku prihatin dengan kondisi yang dialami bocah tersebut.

"Harusnya kan usia dia sekarang, dia belajar dan bermain. Saya salut, dia rajin dan pekerja keras, bahkan kalau saya panggil makan, selalu menolak, katanya mau makan sama ayahnya saja di rumah," ujar Ancu.

Ancu pun berharap kehidupan Aan bisa diperhatikan oleh pemerintah. "Jangankan Aan sebagai buruh, kita pun juga menjalani kehidupan yang sulit, bisnis batu bata sulit apalagi kalau musim hujan seperti ini," tutur Ancu.

Halaman 2 dari 2
(knv/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads