Alat tomotherapy milik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) terendam banjir. Alat itu disebut untuk terapi pengobatan kanker dan satu-satunya di Indonesia.
"Saya cukup prihatin karena ternyata ada tomo, yang untuk kanker, satu-satunya yang ada di Indonesia dan baru diinstal 2016, baru dioperasikan tahun 2017, baru dua tahun sekian bulan dan itu terendam banjir," ungkap Wakil Ketua Komisi IX DPR Nihayatul Wafiroh di RSCM, Selasa (25/2/2020).
Nihayatul juga mengatakan RSCM belum dapat memastikan nasib alat tomotherapy, bisa diperbaiki atau tidak. RSCM, menurut dia, harus membawa elemen alat yang terendam banjir ke Amerika Serikat.
"Saya tadi tanya apakah masih mungkin untuk dilakukan di-repair. Katanya (RSCM), 'Kita belum tahu, Bu'," kata Nihayatul.
"Tapi hasil analisis kita ini belum selesai analisisnya, ada 10 elemen yang sudah terendam banjir dan mereka harus membawa ke hasil temuan itu ke Amerika untuk melihat betul apakah ini bisa dioperasikan atau tidak," sambung dia.
Nihayatul kemudian menyampaikan, berdasarkan penjelasan RSCM, harga alat tomotherapy mencapai Rp 90 miliar. Dengan harga itu, Nihayatul merasa tak ada masalah jika RSCM membeli lagi, karena alat tersebut diperuntukkan bagi masyarakat.
"Saya pikir Rp 90 miliar itu tidak harga yang mahal untuk sebuah pelayanan kepada masyarakat. Jadi saya minta waktu itu untuk segera, jangan lama-lama di-repair atau harus beli baru," ujar Nihayatul.
Nihayatul menyebut kondisi RSCM secara peralatan menyedihkan. Oleh sebab itu Komisi IX sepakat akan menggelar rapat dengan RSCM dalam waktu dekat.
"Ini kondisinya yang sudah memprihatinkan, kondisi darurat. Yang harus kita ambil sikap dan Komisi IX sudah menyepakati untuk memanggil direktur rumah sakit, untuk segera menyampaikan kebutuhan-kebutuhannya. Dan Komisi IX tentu akan men-support penganggarannya," tandas Nihayatul.