Wilayah Kecamatan Ketungau Hilir, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat diguncang gempa tektonik berkekuatan M 3,5 pada 22 Februari 2020. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut gempa terjadi karena aktivitas sesar sintang.
"Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa lokasi episenter gempa ini terletak pada koordinat 0,58 Lintang Utara dan 111,33 Bujur Timur pada kedalaman 10 kilometer," Kepala Bidang Mitigasi Gempa bumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam keterangan tertulisnya, Minggu (23/2/2020).
Daryono menuturkan, salah seorang warga Dusun Sepan Kebantan, Desa Sungai Deras, Kecamatan Ketungau Hilir melaporkan telah merasakan adanya guncangan gempa sekitar pukul 22.36 WIB. Warga yang belum tidur saat itu sempat panik dan berupaya membangunkan anggota keluarga lainnya untuk segera keluar rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Guncangan yang terjadi diperkirakan mencapai skala intensitas II MMI yang artinya guncangan dirasakan oleh warga meski tidak menimbulkan kerusakan," kata Daryono.
Lebih lanjut, dia memaparkan bahwa guncangan gempa ini dicatat dengan baik oleh sensor seismik milik BMKG di Pulau Kalimantan seperti stasiun seismik seperti KSM, SBM, DBKI, dan BBKI. Bentuk gelombang dari masing masing sensor mencatat adanya gelombang P dan S yang sangat jelas mencerminkan adanya penyesaran batuan. Sehingga gempa ini murni gempa tektonik.
"Jika kita perhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya yang dangkal tampak bahwa gempa ini dipicu oleh aktivitas sesar aktif di daerah Sintang," tuturnya.
Baca juga: Gempa M 4,1 Terjadi di Luwu Timur Sulsel |
Menurut catatan BMKG, Sintang kini seolah menjadi wilayah rawan gempa, karena gempa yang terjadi tadi malam adalah gempa kedua yang terjadi sejak setahun lalu. Untuk diketahui, pada 17 Maret 2019 Kabupaten Sintang juga diguncang gempa dangkal dengan magnitudo M 3,1.
"Pulau Kalimantan memang tidak sepenuhnya aman gempa. BMKG mencatat bahwa gempa merusak juga pernah terjadi di Provinsi Kalimantan Barat. Gempa Kendawangan Kalimantan Barat, terjadi 24 Juni 2016. Gempa dangkal berkekuatan M=5,1 ini menyebabkan beberapa rumah rusak di derah Kandawangan Kalimantan barat," pungkas Daryono.