DPRD Kritik Sekda soal Formula E di Monas Biar Beken Dunia-Akhirat: Tak Cerdas

DPRD Kritik Sekda soal Formula E di Monas Biar Beken Dunia-Akhirat: Tak Cerdas

Indra Komara - detikNews
Sabtu, 22 Feb 2020 12:32 WIB
Sirkuit Formula E
Sirkuit Formula E. (Foto: Dok. Formula E)
Jakarta -

Komisi E DPRD DKI mengkritik pernyataan Sekda DKI Jakarta Saefullah yang berkelakar penyelenggaraan Formula E di Monas agar terkenal tak hanya di dunia. Pernyataan Saefullah dinilai tidak cerdas.

"Jadi pernyataan Pak Sekda ini kan seolah-olah, walaupun kata dia bercanda saya pikir itu tidak perlu dicandain dan candaannya nggak cerdas. Jawaban seorang pejabat publik yang sudah terjebak kepada business as usual, jadi tidak ada lagi kata-kata yang baik untuk disampaikan. Jadi saya pikir seolah-olah persoalan ini bagi dia seolah nggak serius," kata Sekretaris Komisi E Jhonny Simanjuntak kepada wartawan, Sabtu (22/2/2020).



Jhonny mengatakan bukan hanya Monas yang bisa mendongkrak popularitas Jakarta. Dia menyinggung soal cagar budaya yang harus dihargai.

"Banyak tempat yang bisa kita lakukan. Jadi Ibu Mega menyatakan itu kan sebenarnya dalam konteks agar kita sebagai bangsa menghargai cagar-cagar budaya kita, tidak seenak udelnya pejabat untuk mengobrak-abrik. Banyak pihak yang harus diminta pendapatnya agar muncul keputusan yang relatif punya pertimbangan komprehensif," ujar Jhonny.

Lebih lanjut, dia juga meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan segera bersuara terkait polemik Formula E dan revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM). Dia menilai puasa bicara yang dilakukan eks Mendikbud itu karena sedang mengalami kehilangan orientasi.

"Ini kan tipikal seorang pejabat yang kehilangan orientasi, terjadi semacam proses disorientasi terhadap Gubernur. Banyak hal yang selama ini dia tak pernah meluncurkan ide yang original, tentang bagaimana Jakarta ini, akhirnya dia menumpang, menumpang pada sesuatu yang sudah ada tapi mengobrak-abriknya," paparnya.



Dia berharap Pemprov DKI melakukan komunikasi dengan sejumlah tokoh yang menolak revitalisasi TIM, termasuk revitalisasi Monas.

"Para seniman itu harus didengarkan, karena dia harus kembali ke yang waktu itu dibangun Bang Ali (Sadikin), bukan kita tidak ada pembaruan atau perubahan, tetapi perubahannya itu jangan pula hilangkan semangat awal, contoh TIM, Monas, artinya harus bangun komunikasi dengan pejabat tertentu yang menurut dia menolak dilaksanakannya ini," paparnya.

Sebelumnya, Saefullah menyebut ingin Indonesia tak hanya terkenal di dunia, tapi juga di akhirat. Saefullah menyebut Monas adalah ikon Jakarta dan Indonesia. Jadi, semua orang, khususnya masyarakat internasional, akan tahu ada Monas di Jakarta dan Indonesia.

"Kan kita ingin Indonesia ini dikenal ya di dunia dan akhirat. Ngapain tanggung-tanggung, terkenal di dunia, terkenal di dunia dan akhirat. Kan kita percaya setelah ada dunia, ada akhirat," ucap Saefullah kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (20/2).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Komisi Pengarah Tolak Formula E Digelar di Kawasan Monas!:

[Gambas:Video 20detik]

(idn/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads