MUI soal Menko PMK Usul Fatwa Si Kaya Nikahi Si Miskin: Anggap Lucu-lucuan

MUI soal Menko PMK Usul Fatwa Si Kaya Nikahi Si Miskin: Anggap Lucu-lucuan

Kanavino Ahmad Rizqo - detikNews
Jumat, 21 Feb 2020 07:32 WIB
Asrorun Niam Sholeh
Asrorun Niam (Foto: Ari Saputra)
Jakarta -

Dalam selingan intermeso ceramahnya, Menko PMK Muhadjir Effendy mengusulkan kepada Menteri Agama Fachrul Razi untuk mengeluarkan fatwa orang kaya menikahi orang miskin. Majelis Ulama Indonesia (MUI) menganggap usulan itu sebagai bentuk candaan.

"Usul itu anggap aja lucu-lucuan," kata Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Asrorun Niam, kepada wartawan, Kamis (20/1/2020) malam.

Menurut Niam, hal yang manusiawi, seseorang memilih pasangan yang terbaik baik dari aspek sosial, keturunan, kecakapan hingga kekayaan. Niam mengatakan setiap orang mempunyai idealisme sendiri dalam memilih pasangan hidup.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Masak memilih kok yang jelek. Masak memilih kok yang bodoh," ujar dia.

Niam mengatakan pernikahan lintas ekonomi tidak serta menyelesaikan permasalahan rumah tangga. Yang terpenting, kata dia, adanya pembekalan sebelum masa pernikahan.

"Banyak orang yang berasal dari keluarga miskin, kemudian dia menikah dan sukses menjadi sejahtera. Sebaliknya, tidak sedikit anak yang berasal dari keluarga kaya, karena ketidaksiapannya dalam memasuki jenjang pernikahan, keluarganya berantakan. Intinya adalah pemberian bekal memadai bagi orang yang mau menikah," imbuh dia.

Sebelumnya, Muhadjir sudah memberikan penjelasan mengenai usulan fatwa pernikahan lintas ekonomi. Muhadjir beralasan, usulan fatwa tersebut untuk menekan mata rantai kemiskinan.

"Itu kan intermezzo. Fatwa kan bahasa Arabnya anjuran. Anjuran, saran. Silakan saja. Saya minta ada semacam gerakan moral bagaimana agar memutus mata rantai kemiskinan itu, antara lain supaya si kaya tidak memilih-milih, mencari jodoh atau menantu yang sesama kaya. Jadi gerakan moral saja," kata Muhadjir di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (20/2).

Muhadjir mengamati ada fenomena di mana kecenderungan seseorang untuk menikah dengan yang memiliki kondisi ekonomi setara, misal si kaya dengan si kaya, atau si miskin dengan si miskin. Fenomena inilah yang menurut Muhadjir lahirnya keluarga miskin baru.

"Salah satu yang saya amati walaupun belum penelitian mendalam, perilaku ini adalah dipengaruhi perilaku masyarakat di mana orang mencari kesetaraan. Yang kaya mencari sesama kaya, yang miskin juga cari sesama miskin. Karena sesama miskin, lahirlah keluarga baru yang miskin," ujarnya.

Halaman 2 dari 2
(knv/maa)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads