Informasi terkait bunuh diri perlu ditangani hati-hati, tak terkecuali oleh para jurnalis. Pemerhati pencegahan bunuh diri dan pers mengadakan kompetisi berita pencegahan bunuh diri. Berita detikcom menjadi juara 2 kompetisi ini.
Kompetisi berita pencegahan bunuh diri diadakan oleh kelompok pemerhati pencegahan bunuh diri Into The Light, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, LBH Pers, dan para editor media massa di Jakarta. Tujuan kompetisi ini untuk mendorong media massa agar tak lagi memberitakan kasus bunuh diri sebagai kriminalitas, mengubah berita soal bunuh diri supaya bermuatan pencegahan bunuh diri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karya-karya wartawan dan wartawati masuk ke surel Into The Light sejak 23 November 2019. Antusiasme para wartawan untuk ikut serta lomba ini tinggi. Terkumpullah 84 karya yang kemudian diseleksi oleh tim juri yang tediri dari Yosep Adi Prasetyo (Ketua Dewan Pers periode 2016-2019), Irvan Imamsyah (AJI Jakarta), dan Benny Prawira (Into The Light). Maka terpilihlah tiga karya jurnalistik ini sebagai pemenangnya.
Juara 1: Arkhelaus Wisnu (Koran Tempo) dengan judul 'Agar Mereka Gembira Kembali'
Juara 2: Danu Damarjati (detikcom) dengan judul 'Ada Bahaya di Balik Kabar Bunuh Diri Idola'
Juara 3: Dony P Herwanto (DAAI TV) dengan judul 'Jangan Biarkan Mereka Sendiri'
Baca juga: Ada Bahaya di Balik Kabar Bunuh Diri Idola |
"Pemberitaan yang ditulis juga mendorong supaya ada upaya untuk pencegahan bunuh diri melalui pencantuman nomor telepon tertentu atau mendorong instansi kementerian dan lembaga termasuk dinas-dinas di Pemda untuk melakukan pencegahan bunuh diri," kata Yosep Adi Prasetyo, biasa disapa Stanley.
Simak Video "Sharing Time 3, Berbagi Strategi Kelola Konten Digital Jurnalisme"
Dalam kompetisi ini, juri mengedepankan perspektif yang luas dari para jurnalis dalam menyikapi kejadian bunuh diri, sehingga mereka bisa melihat sebab dan hal-hal mendasar lainnya dari tindakan tersebut. Selain itu, jurnalis pun dituntut agar tak memberikan inspirasi kepada para pembaca, pendengar, ataupun penonton dari karya jurnalistik mereka untuk melakukan hal yang sama.
"Dalam hal ini, pers harus bisa memberikan kontrol sosial di masyarakat dengan peringatan-peringatan melalui infografis, data-data, dan kiat-kiat menghindari kasus bunuh diri dan mendorong masyarakat melihat kasus ini menjadi perhatian luas," tandasnya.