Bangkai babi kembali muncul di sungai yang ada di Sumatera Utara (Sumut). Kali ini, bangkai babi ditemukan tersangkut di sungai yang ada di Desa Tanjung Mulia, Batu Bara.
Salah satu warga, Mukty, mengatakan bangkai babi di sungai tersebut mulai terlihat selama 10 hari terakhir. Dia mengatakan tiap harinya jumlah bangkai babi yang hanyut terbawa arus sungai semakin bertambah.
"Awalnya cuma satu. Jadi kami biarkan aja. Eh tiap harinya malah nambah. Jadi masyarakat mulai resah," ujar Mukty, Kamis (20/2/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengaku setidaknya ada 15 bangkai babi yang sudah ditemukan masyarakat sekitar sungai itu. Mukty berharap bangkai babi tersebut bisa diangkut dari sungai oleh pemerintah setempat.
"Kalau tahun-tahun yang lalu paling cuma 1 atau 2 ekor. Jadi masyarakat biasa aja. Tapi kalau ini masyarakat sangat resah," ucapnya.
Tonton juga video GBI: Ancaman Oligarki Bisnis Batu Bara di Kabinet Jilid II:
Bangkai babi yang hanyut di sungai-sungai yang ada di Sumut sudah terjadi sejak November 2019. Hal ini awalnya terungkap usai warga di sekitar sungai Bedera Medan mengeluh bau busuk.
Setelah dicek ternyata ada ratusan bangkai babi yang mengambang di sungai dan kemudian diangkut oleh petugas. Bangkai babi kemudian ditemukan di Danau Siombak, sungai di Tebing Tinggi, hingga dibuang di jalanan di Medan dan Karo.
Polisi juga telah menangkap sejumlah orang yang diduga membuang bangkai babi ke sungai. Babi-babi di Sumut ini mati diduga karena virus hog cholera serta African Swine Fever.
Pemprov Sumut juga sudah berupaya melakukan pencegahan hingga penanggulangan dampak virus yang telah membuat ribuan ekor babi mati. Para peternak diminta mengubur babi yang mati agar tidak mencemari lingkungan.