Jumlah wisatawan yang datang ke Taman Nasional Bunaken, Sulawesi Utara (Sulut),berkurang pasca ditetapkannya aturan sementara larangan warga dari China berkunjung ke Indonesia pasca-merebaknya virus Corona.
Kepala Balai Taman Nasional Bunaken Farianna Prabandari mengatakan pihaknya menyikapi kondisi ini dengan wajar. Berkurangnya kedatangan wistawan disebut membawa pengaruh besar terhadap Taman Nasional Bunaken. Apalagi menurut Farianna, wisatawan yang datang ke Bunaken kebanyakan dari luar negeri.
"Ini namanya musibah karena corona ini. Kami sikapi dengan bijak, satu dampaknya memang di sisi lain pengunjung berkurang, wisatawan untuk bulan Februari nol dari China. Tapi, Eropa ada, Eropa sejak tanggal 19 Februari ini kurang lebih ada sekitar 40 orang," kata Farianna saat dihubungi, Rabu (19/2/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Farianna memaparkan terjadinya penurunan wisatawan dari China pada Januari yakni 1.300 orang. Pada Desember 2019, jumlah wisatawan asal China mencapai 1.300 orang.
"Ini kami menyikapi bijak, dalam arti tidak apa-apa, ini anggap saja moratorium. Tidak ada peernyataan resmi ditutup untuk kunjungan wisatawan," sambungnya.
Di sisi lain, berkurangnya wisatawan, menurut Farianna bisa memulihkan ekosistem secara alami di Taman Nasional Bunaken.
"Ada dampak positifnya, paling tidak laut ada istirahatnya, lebih ke pemulihan ekosistem lah. Seperti contoh pendakian Semeru, itu kalau cuaca buruk dimanfaatkan untuk pemulihan ekosistem," ujar Farianna.
Sambil menunggu kondisi kunjungan wisatawan kembali normal, pihak Balai TNB juga menyiapkan perubahan sistem yakni penerapan kuota terkait diving di Bunaken.
(fdn/fdn)