Seorang warga bernama Kusno (64) menduga limbah radioaktif sudah lama berada di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel). Kusno menduga limbah itu bahkan sudah menumpuk 10 tahun lamanya.
"Kalau melihat itu sudah lama (limbah radioaktif) kalau melihat sekitarnya, kemungkinan bisa (10 tahun)," ujar Kusno saat ditemui di lokasi, Selasa (18/2/2020).
Kusno yang merupakan pensiunan Badan Tenaga Nuklir (Batan) ini juga menjelaskan bahwa limbah radioaktif tidak menyebar kemana-mana, tetapi sifatnya hanya mengotori saja. Menurutnya, limbah itu juga bisa mengkontaminasi sekitar tetapi setelah itu melebur dan hilang begitu saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bukan menyebar sumbernya, tapi mengotori sekitarnya. Iya mengkontaminasi sekitarnya. Tetapi kecil, semakin jaraknya jauh, lama-lama menghilang. Radiasi itu lama-lama hilang, lama-lama meluruh. Kalau sudah menyebar, lama-lama meluruh," jelasnya.
![]() |
Kusno mengatakan untuk zat Cesium itu perlu waktu agar melebur. Cesium akan melebur saat sudah 30 tahun. "Kalau cesium itu kan hilangnya 30 tahun," jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro menjelaskan penyebab munculnya limbah radioaktif di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel). Bambang memastikan kemunculan limbah radioaktif itu bukan karena ada kebocoran di pusat penelitian ilmu pengetahuan teknologi (Puspiptek).
"Pertama yang kami tegaskan adalah bahwa kontaminasi bahan radioaktif ini tidak terjadi sebagai akibat dari fasilitas reaktor nuklir yang memang ada di kompleks Puspiptek Serpong, ya jadi ini sangat jelas bahwa penanganan kompleks berjalan dengan sangat baik. Kebocoran yang kemudian berimbas pada wilayah lain, apalagi wilayah ini cukup jauh dari kompleks reaktor, " ujar Bambang di Kantor BPPT II Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (18/2).
Bapeten juga pernah mengatakan bahwa limbah radioaktif di Perumahan Batan Indah bukan karena ada kebocoran fasilitas nuklir. Bapeten menyebut jika ada aktifitas kebocoran itu pasti dampaknya besar dan tidak seperti ini.
"Saya sampaikan, sampai hari ini status seluruh fasilitas kondisinya normal, tidak apa-apa," kata Kepala Bagian Komunikasi Publik dan Protokol Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) Abdul Qohhar di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangsel, Minggu (16/2).
Abdul menjelaskan banyak yang menghubungkan adanya kebocoran fasilitas nuklir di Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Serpong. Dia menjelaskan, bila terjadi kecelakaan atau kebocoran nuklir, akan memunculkan banyak jenis unsur. Sedangkan dalam kasus Perumahan Batan Indah, katanya, hanya ada satu jenis unsur, yakni Cs 137.