Gubuk yang ditempati Kakek La itu hanya beralaskan tanah. Atap gubuk itu juga terbuat dari tumpukan seng bekas yang ia kumpulkan.
"Sudah 30 tahun lebih tinggal di sini. Susah kalau mau masuk ke dalam," katanya saat ditemui Minggu (16/2/2020).
![]() |
Gubuk yang berukuran kurang lebih 1x2 meter itu menjadi saksi bahwa kemiskinan tidak membuatnya menyerah dan mengharapkan belas kasihan orang lain. Untuk masuk ke dalam gubuknya itu, ia harus merayap, tidak ada tiang rumah. Namun ia tetap bersyukur.
![]() |
Hari-hari ia habiskan dengan memunguti sampah plastik kemudian dijual kepada pengepul. Ia pun mengaku rumahnya itu dibangun seorang diri.
"Bikin sendiri, pakai parang saja. Sengnya dikumpulkan, tapi ada juga yang dibeli," ujarnya.
(zap/zap)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini